Meski langkahnya cukup apik guna menjaga kelestarian lingkungan, bukan berarti mereka berjalan tanpa rintangan. Pabrik itu sempat mendapatkan protes dari warga sekitar.
Bahkan, mereka sempat diminta berhenti beroperasi karena dituding mencemari lingkungan sekitar. Padahal, mereka mengolah limbah untuk dijadikan batako.
Pada 28 Oktober 2024 lalu pun digelar pertemuan antara warga, pihak perusahaan, dan dinas terkait. Di sana, warga mempertanyakan soal limbah dan izinnya.
Di pertemuan itu, pihak PT New Ramon menyebut limbah yang dikelola sebagai bahan baku batako sudah sesuai pemerintah dan di ambang batas aman.
Sementara terkait izin, pihaknya mengakui sudah habis pada Februari 2024 dan masih proses perpanjangan. Menurut mereka, dalam regulasi yang ada pihaknya masih dibolehkan beroperasi ketika proses perpanjangan izin berjalan.
Murianews, Pati – PT New Ramon Star, di Desa Langganharjo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati melakukan langkah peduli lingkungan dengan memproduksi batako dari limbah.
Meski langkahnya cukup apik guna menjaga kelestarian lingkungan, bukan berarti mereka berjalan tanpa rintangan. Pabrik itu sempat mendapatkan protes dari warga sekitar.
Bahkan, mereka sempat diminta berhenti beroperasi karena dituding mencemari lingkungan sekitar. Padahal, mereka mengolah limbah untuk dijadikan batako.
Selain dituding mencemari lingkungan karena limbah yang digunakan dinilai berbahaya, mereka juga diminta berhenti karena izinnya habis.
Pada 28 Oktober 2024 lalu pun digelar pertemuan antara warga, pihak perusahaan, dan dinas terkait. Di sana, warga mempertanyakan soal limbah dan izinnya.
Di pertemuan itu, pihak PT New Ramon menyebut limbah yang dikelola sebagai bahan baku batako sudah sesuai pemerintah dan di ambang batas aman.
Sementara terkait izin, pihaknya mengakui sudah habis pada Februari 2024 dan masih proses perpanjangan. Menurut mereka, dalam regulasi yang ada pihaknya masih dibolehkan beroperasi ketika proses perpanjangan izin berjalan.
Olah Faba Jadi Batako
Staf PT New Ramon Star Fahrudin Afendy mengatakan, limbah yang digunakan yakni slag yang berupa lumpur dan abu faba atau limbah pembakaran batu bara.
’’Limbah ada slag lumpur dan abu faba. Kita dapat dari penghasil juga. Ada penghasil dari Jawa Barat, Jawa Timur untuk mendatangkan limbah,’’ katanya, Selasa (10/12/2024).
Ia pun menjelaskan proses pembuatan limbah menjadi batako. Mulanya, limbah slag dikeringkan hingga menjadi abu kering lewat bantuan sinar matahari.
’’Kalau yang berupa slag itu lumpur yang dikeringkan terlebih dahulu sampai benar-benar kering. Kemudian ada proses mixing terlebih dahulu untuk mendapatkan abu yang paling halus,’’ terangnya.
Usai proses pengeringan, limbah yang sudah dikeringkan tadi dicek apakah ada kandungan bahaya atau tidak. Setelah itu baru dihaluskan dan dicampur dengan semen dan pasir.
Kemudian hasil pencampuran itu kemudian dicetak menjadi batako. Namun, ketika masih ada kadar bahayanya, ia akan melakukan proses untuk menurunkan kadar bahayanya.
Lebih Murah...
’’Seumpama tidak ada (kandungan berbahaya), kita proses ke pembuatan batako. Tapi kalau ada kita olah lagi supaya kadar berbahaya menurun sesuai toleransi yang diberikan oleh pemerintah,’’ ucapnya.
Menurutnya, kualitas batako dari limbah slag lebih bagus ketimbang bata biasa. Ia menyebut kualitas batako limbah lebih ringan dan kuat.
Selain kualitasnya lebih baik, Afendy menjelaskan harga batako yang diproduksi perusahaannya lebih murah. Yakni sekitar diangka seribuan.
’’Harga dijual tergantung dengan pemilik usaha. Karena partai tidak bisa per pcs. Kisaran Rp 1.000 sampai Rp 1.500,’’ tuturnya.
Editor: Zulkifli Fahmi