Kepala Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian mengatakan, usai mendapati laporan itu, pihaknya langsung mengambil sampel makanan. Itu dilakukan guna mengetahui penyebab keracunan massal tersebut.
”Sementara data yang saya dapat kemarin sore itu ada 342 orang. Pihak wali kelas masih mendata, masih mencari informasi tambahan,” kata Anhar seperti dikutip dari Antara, Jumat (2/5/2025).
”Alhamdulillah, tidak ada yang dirawat di rumah sakit,” katanya.
Anhar mengungkapkan, para siswa mengalami diare, nyeri perut, muntah, pusing, dan demam usai menyantap menu MBG.
Gejala paling cepat yakni 30 menit setelah makan menu MBG dan paling lama, delapan jam usai menyantap menu MBG.
”Saya sudah minta data dari rumah sakit dan puskesmas. Sejauh ini belum ada laporan dari RS Borromeus, maupun rumah sakit kecil,” katanya.
Murianews, Bandung – Sebanyak 342 siswa SMP 35 Kota Bandung dilaporkan keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG), Selasa (29/4/2025). Peristiwa keracunan MBG itu dikonfirmasi Dinkes Kota Bandung.
Kepala Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian mengatakan, usai mendapati laporan itu, pihaknya langsung mengambil sampel makanan. Itu dilakukan guna mengetahui penyebab keracunan massal tersebut.
”Sementara data yang saya dapat kemarin sore itu ada 342 orang. Pihak wali kelas masih mendata, masih mencari informasi tambahan,” kata Anhar seperti dikutip dari Antara, Jumat (2/5/2025).
Ia memstikan seluruh siswa yang mengalami gejala keracunan sudah di rumah. Meski begitu, mereka masih dalam pemantauan pihak puskesmas dan sekolah.
”Alhamdulillah, tidak ada yang dirawat di rumah sakit,” katanya.
Anhar mengungkapkan, para siswa mengalami diare, nyeri perut, muntah, pusing, dan demam usai menyantap menu MBG.
Gejala paling cepat yakni 30 menit setelah makan menu MBG dan paling lama, delapan jam usai menyantap menu MBG.
”Saya sudah minta data dari rumah sakit dan puskesmas. Sejauh ini belum ada laporan dari RS Borromeus, maupun rumah sakit kecil,” katanya.
Setop Operasional...
Pihaknya pun menindaklanjuti laporan itu dengan meminta penyalur MBG ke SMP 35 Kota Bandung untuk setop sementara dan menjalani pemeriksaan.
Dinkes Kota Bandung kemudian melakukan inspeksi Kesehatan lingkungan terhadap higienitas makanan dan sanitasi dapur. Pihaknya juga memberikan pembinaan.
Dia menegaskan investigasi masih terus berlanjut guna mengetahui penyebab keracunan massal itu dan memastikan keamanan layanan MBG di Kota Bandung aman untuk dikonsumsi.
Inspeksi tak hanya pada penyalur MBG di SMP 35 Kota Bandung. Namun, juga dapur-dapur MBG lainnya.
”Saya sudah meminta seluruh puskesmas untuk turun kembali dan memeriksa dapur-dapur MBG karena ternyata setelah Lebaran jumlahnya bertambah,” kata dia.