Pengecekan itu untuk memastikan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan dengan sesuai standar. Hasilnya, dapur gizi baik alat-alat memasak maupun bahan baku untuk MBG sudah memenuhi standar.
Dalam pengecekan itu, Hermawan memasuki semua area dapur gizi, mulai dari ruang tempat penyajian menu MBG, penyimpanan sayur, susu dan bahan baku lainnya, serta alat masak yang digunakan.
”Tadi kami lihat sayurannya masih fresh. Selain itu juga tidak ada temuan pestisida,” katanya kepada awak media, Rabu (23/4/2025), sore.
”Bahan baku di sini itu datang H-1 sehingga fresh. Besok pembagian MBG, sehari sebelumnya bahan baku baru datang untuk dimasak di dapur. Bahan baku di sini tidak disimpan terlalu lama,” sambungnya.
Terkait keluhan menu MBG di SMA 1 Kudus, Hermawan menduga ada kemungkinan human error. Meski begitu, itu bukan berarti MBG di Kudus tidak bagus seluruhnya.
Murianews, Kudus – Dandim 0722/Kudus, Jawa Tengah Letkol Inf Hermawan Setya Budi mengecek langsung dapur gizi program Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jepangpakis, Rabu (23/4/2025).
Pengecekan itu untuk memastikan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan dengan sesuai standar. Hasilnya, dapur gizi baik alat-alat memasak maupun bahan baku untuk MBG sudah memenuhi standar.
Dalam pengecekan itu, Hermawan memasuki semua area dapur gizi, mulai dari ruang tempat penyajian menu MBG, penyimpanan sayur, susu dan bahan baku lainnya, serta alat masak yang digunakan.
”Tadi kami lihat sayurannya masih fresh. Selain itu juga tidak ada temuan pestisida,” katanya kepada awak media, Rabu (23/4/2025), sore.
Hermawan juga memastikan sayuran dan bahan baku untuk menu MBG sudah dicuci bersih dan daging ayam yang digunakan masih segar.
”Bahan baku di sini itu datang H-1 sehingga fresh. Besok pembagian MBG, sehari sebelumnya bahan baku baru datang untuk dimasak di dapur. Bahan baku di sini tidak disimpan terlalu lama,” sambungnya.
Terkait keluhan menu MBG di SMA 1 Kudus, Hermawan menduga ada kemungkinan human error. Meski begitu, itu bukan berarti MBG di Kudus tidak bagus seluruhnya.
Jangan Digeneralisasikan...
Ia pun meminta tidak menggeneeralisasi kejadian itu pada seluruh pelaksanaan MBG di Kudus. Kendati demikian, insiden itu akan menjadi evaluasi ke depannya.
”Satu dua kesalahan mungkin ada tetapi jangan digeneralisasikan secara keseluruhan. Tapi masukan yang ada bagus sebagai bahan evaluasi kami ke depannya,” terangnya.
Hermawan memastikan pihaknya siap menerima koreksi terkait pelaksanaan MBG di Kudus dengan tujuan agar program tersebut dapat berjalan optimal.
”Kami tidak anti koreksi, kami siap menerima koreksi untuk kebaikan semua. Sehingga cita-cita presiden mewujudkan Indonesia Emas dengan ketercukupan gizi yang baik. Mari kawal MBG sampai berhasil,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SPPG Jepangpakis, Febria Suryaningrum menjelaskan, pihaknya juga akan terus berbenah lebih baik lagi dengan menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) dari program MBG itu.
”Evaluasinya akan terus kami tingkatan lagi. SOP nya akan kami taati agar lebih baik lagi ke depannya,” ujarnya.
Baru SMA 1 Kudus...
Pihaknya juga mengungkapkan, sejauh ini keluhan menu MBG baru datang dari SMA 1 Kudus dan belum ada dari sekolah lainnya.
”Kemarin ada keluhan dari SMA 1 Kudus. Tetapi saat itu tidak ada dokumentasi foto, hanya ada ucapan secara lisan saja. Padahal, sekolah lain aman,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, menu MBG yang dibagikan ke SMA 1 Kudus diduga ditemukan ulat pada masakan tumis kacang. Temuan itu terjadi pada Senin (14/4/2025).
Kemudian, Senin (21/4/2025), menu MBG SMA 1 Kudus juga diduga tidak layak. Tempe orek yang disajukan rasanya pahit dan ayam kecapnya berbau tak sedap.
Diketahui, menut MBG SMA 1 Kudus disajikan dari dapur gizi atau SPPG Jepangpakis. Tempat itu juga melayani beberapa sekolah, di antaranya, SD 1 Mlati Kidul, SD 2 Mlati Kidul, SD 1 Wergu Wetan, SD 2 Wergu Wetan, dan SMP 1 Jati Kudus.
Editor: Zulkifli Fahmi