Kepala Dinkes Blora Edi Widayat mengatakan, langkah itu menindaklanjuti Surat Edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor SR.0301/C/1422/2025 tentang Peningkatan Kewaspadaan terhadap Peningkatan Kasus Covid19.
Selain mengaktifkan TGC, pihaknya juga meningkatkan koordinasi laboratorium dan fasilitas kesehatan guna percepatan proses pengambilan spesimen serta pelaporannya.
Dinkes Blora juga turun menggencarkan promosi kesehatan pada masyarakat, termasuk imbauan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), menggunakan masker saat mengalami gejala, dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
”Kami juga melakukan pemantauan dan verifikasi tren kasus ILI (Infeksi Saluran Pernapasan Akut Ringan), SARI (Infeksi Saluran Pernapasan Akut Berat), dan COVID-19 melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR),” ujarnya, seperti dikutip dari Antara, Kamis (5/6/2025).
Pihaknya juga mulai melakukan pemetaan risiko dan evaluasi guna kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan saat menghadapi kemungkinan peningkatan kasus.
Saat ini, Dinkes Blora fokus pada pendekatan promotif, preventif, dan deteksi dini. Pemberian edukasi juga kembali digencarkan agar kewaspadaan tetap terjaga.
”Kami minta seluruh petugas di rumah sakit, Puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainnya untuk meningkatkan pengawasan terhadap kasus infeksi saluran pernapasan akut. Jika ditemukan indikasi peningkatan kasus, investigasi epidemiologi akan segera dilakukan dan dilaporkan dalam waktu kurang dari 24 jam melalui sistem nasional,” ujarnya.
Murianews, Blora – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora, Jawa Tengah kembali mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC) mengusul adanya instruksi kewaspadaan peningkatan kasus Covid19 di Indonesia.
Kepala Dinkes Blora Edi Widayat mengatakan, langkah itu menindaklanjuti Surat Edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor SR.0301/C/1422/2025 tentang Peningkatan Kewaspadaan terhadap Peningkatan Kasus Covid19.
Selain mengaktifkan TGC, pihaknya juga meningkatkan koordinasi laboratorium dan fasilitas kesehatan guna percepatan proses pengambilan spesimen serta pelaporannya.
Dinkes Blora juga turun menggencarkan promosi kesehatan pada masyarakat, termasuk imbauan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), menggunakan masker saat mengalami gejala, dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
”Kami juga melakukan pemantauan dan verifikasi tren kasus ILI (Infeksi Saluran Pernapasan Akut Ringan), SARI (Infeksi Saluran Pernapasan Akut Berat), dan COVID-19 melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR),” ujarnya, seperti dikutip dari Antara, Kamis (5/6/2025).
Pihaknya juga mulai melakukan pemetaan risiko dan evaluasi guna kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan saat menghadapi kemungkinan peningkatan kasus.
Saat ini, Dinkes Blora fokus pada pendekatan promotif, preventif, dan deteksi dini. Pemberian edukasi juga kembali digencarkan agar kewaspadaan tetap terjaga.
”Kami minta seluruh petugas di rumah sakit, Puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainnya untuk meningkatkan pengawasan terhadap kasus infeksi saluran pernapasan akut. Jika ditemukan indikasi peningkatan kasus, investigasi epidemiologi akan segera dilakukan dan dilaporkan dalam waktu kurang dari 24 jam melalui sistem nasional,” ujarnya.
Langkah Antisipatif...
Menurutnya, adanya edaran dari pemerintah pusat menjadi langkah antisipatif dalam menghadapi potensi peningkatan kasus Covid19. Terlebih, telah muncul varian baru seperti XEC, JN.1, LF.7, dan NB.1.8 di beberapa negara tetangga.
Meski begitu, hingga pekan ke-20 2025, Kabupaten Blora masih zero case alias nol kasus. Meski begitu, kewaspadaan tetap diperlukan guna mencegah potensi lonjakan kasus di masa mendatang.
”Potensi peningkatan tetap ada, mengingat mobilitas penduduk yang tinggi serta kemunculan varian baru. Pemantauan aktif terus kami lakukan, dan kami siap merespons jika ditemukan kasus baru,” ujarnya.
Terkait vaksinasi, Edi mengungkapkan, lebih dari 90 persen penduduk Blora telah menerima dosis pertama dan kedua serta vaksinasi booster.
Ia menyebut, pengalaman sebelumnya menjadi modal penting guna menghadapi potensi gelombang baru.
”Kami juga siap melaksanakan program vaksinasi lanjutan jika diminta oleh Kementerian Kesehatan,” ujarnya.
Edi juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada, tidak perlu panik, dan selalu menjaga daya tahan tubuh.