Saat itu, para jemaah akhirnya memutuskan berjalan kaki dengan jarak sekitar 6 km hingga 7 km, karena bus tak kunjung datang.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, ia mengapresiasi kesabaran dan ketangguhan jemaah haji itu.
”Luar biasa, jalan kaki bersama. Pengorbanan seperti ini mudah-mudahan dinilai oleh Allah SWT sebagai pahala yang luar biasa,” ujarnya.
Ia menilai semangat jemaah untuk tetap menunaikan ibadah haji dengan penuh kesabaran dan ketulusan menjadi cerminan kekuatan mental dan spiritual yang patut dicontoh.
Murianews, Kudus – Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI menemukan sejumlah permasalahan pada pelayanan haji 2025 ini.
Beberapa permasalahan itu pun segera ditindaklanjuti agar pelayanan haji di tahun mendatang dapat diperbaiki secara signifikan.
Anggota Timwas Haji DPR RI Abdul Fikri Faqih mengatakan, salah satu permasalahan yang terjadi pada puncak haji yakni keterlambatan transportasi yang membuat jemaah haji stres dan kelelahan.
Persoalan itu terjadi Rabu (4/6/2025) pagi waktu Arab Saudi. Di mana, saat itu banyak Jemaah yang telah bersiap untuk diberangkatkan ke Arafah.
Namun, hingga Kamis (5/6/2025) pagi, waktu Arab Saudi, mereka belum juga diberangkatkan.
”Mereka sudah siap dari hari Rabu pagi, tapi sore belum diangkut, malam belum diangkut, Kamis pagi yang mestinya sudah di Arafah pun belum diangkut juga,” kata dia.
Tak hanya sekali, kendala transportasi juga berlanjut saat perpindahan Jemaah dari Muzdalifah ke Mina untuk melaksanakan lempar jumrah.
Berjalan Kaki...
Saat itu, para jemaah akhirnya memutuskan berjalan kaki dengan jarak sekitar 6 km hingga 7 km, karena bus tak kunjung datang.
”Itu mereka tetap bekerja keras. Bahkan setelah dari Muzdalifah ke Mina, enggak juga dijemput, akhirnya jalan kaki itu 6-7 kilometer,” ucapnya.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, ia mengapresiasi kesabaran dan ketangguhan jemaah haji itu.
”Luar biasa, jalan kaki bersama. Pengorbanan seperti ini mudah-mudahan dinilai oleh Allah SWT sebagai pahala yang luar biasa,” ujarnya.
Ia menilai semangat jemaah untuk tetap menunaikan ibadah haji dengan penuh kesabaran dan ketulusan menjadi cerminan kekuatan mental dan spiritual yang patut dicontoh.
”Kesabaran dan kesungguhannya, di tengah problematika eksternal begitu rupa, tetapi masih bersemangat untuk menunaikan ibadah haji. Ini pelajaran bagi bangsa Indonesia agar di tengah kesulitan lebih fokus mencari solusi daripada saling menyalahkan,” ujarnya.
Ada Kesepakatan yang Tak Dipenuhi...
Menurutnya, permasalahan itu muncul karena ada kesepakatan antara pemerintah dengan penyedia layanan atau syarikah di Arab Saudi yang tak dapat dipenuhi dengan baik di lapangan.
Kondisi itu menyebabkan kekacauan dan ketidaknyamanan yang dirasakan jemaah. Timwas DPR RI pun segera melakukan evaluasi menyeluruh.
Langkah itu dilakukan demi memastikan perbaikan pelayanan di tahun-tahun mendatang agar para jamaah mendapatkan pelayanan terbaik dalam menunaikan rukun Islam kelima.