Salah satunya warga Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores timur. Lokasi itu kini diselimuti abu vulkanis.
Masayarakat setempat pun panik dan mulai mengungsi secara mandiri serta mencari perbekalan.
”Kami mengungsi sementara. Kami lagi di kebun cari ubi, pisang, dan sayur saat terjadi erupsi. Kami takut, jadi kini mau kembali ke pengungsian sambil cari perbekalan,” kata warga Desa Boru, Maria seperti dikutip dari iNews, Rabu (18/6/2025).
Mulanya Maria sempat mengungsi ke Kabupaten Sikka usai Gunung Lewotobi Laki-Laki meletus. Namun, di pagi harinya ia ke kamp pengungsian untuk mengambil kebutuhan darurat.
Maria menyebut, kondisi desa saat ini tidak memungkinkan untuk ditinggali dalam waktu dekat. Sebab, abu vulkanis yang menyelimuti cukup tebal.
Hingga pagi dati, Gunung Lewotobi Laki-Laki masih terselimuti kabut dan abu vulkanis. Sedangkan langsung Desa Boru tampak gelap karena sebaran material vulkanis.
Kondisi yang mencekam itu memaksa warga Desa Boru mengevakuasi diri secara mandiri, sebelum bantuan logistik dan posko resmi dibuka penuh.
Murianews, Flores – Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tengagra Timur, Selasa (17/6/2025) petang membuat warga setempat dirundung ketakutan.
Salah satunya warga Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores timur. Lokasi itu kini diselimuti abu vulkanis.
Masayarakat setempat pun panik dan mulai mengungsi secara mandiri serta mencari perbekalan.
”Kami mengungsi sementara. Kami lagi di kebun cari ubi, pisang, dan sayur saat terjadi erupsi. Kami takut, jadi kini mau kembali ke pengungsian sambil cari perbekalan,” kata warga Desa Boru, Maria seperti dikutip dari iNews, Rabu (18/6/2025).
Mulanya Maria sempat mengungsi ke Kabupaten Sikka usai Gunung Lewotobi Laki-Laki meletus. Namun, di pagi harinya ia ke kamp pengungsian untuk mengambil kebutuhan darurat.
Maria menyebut, kondisi desa saat ini tidak memungkinkan untuk ditinggali dalam waktu dekat. Sebab, abu vulkanis yang menyelimuti cukup tebal.
Hingga pagi dati, Gunung Lewotobi Laki-Laki masih terselimuti kabut dan abu vulkanis. Sedangkan langsung Desa Boru tampak gelap karena sebaran material vulkanis.
Kondisi yang mencekam itu memaksa warga Desa Boru mengevakuasi diri secara mandiri, sebelum bantuan logistik dan posko resmi dibuka penuh.
Kolom Abu Capai 10 Km...
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api, Yohanes Kolli Sorywutun mengatakan, kolom abu dari letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki mencapai 10 km dari atas puncak.
Letusan itu pun menjadi salah satu yang paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini.
Di kesempatan itu, ia mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker atau penutup hidung dan wajah guna melindungi sistem pernapasan dari abu vulkanis.
Status Gunung Lewotobi Laki-Laki pun telah ditetapkan dalam status Awas atau Level IV sejak Selasa (17/6/2025) pukul 15.00 Wita.
Menurut Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, peningkatan ini berdasarkan data visual dan instrumental terkini.
”Zona bahaya kini diperluas hingga radius 7 km dari pusat kawah dan sektoral sejauh 8 km ke arah barat daya–timur laut. Kami minta masyarakat tidak beraktivitas di wilayah tersebut,” kata Wafid.
Warga Diimbai...
Warga juga diimbau untuk mewaspadai aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki, seperti Sungai Dulipai, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.
PVMBG dan pemerintah daerah setempat kini fokus pada pemantauan aktivitas gunung, evakuasi warga, dan distribusi bantuan darurat.
Masyarakat diminta untuk tetap tenang, tidak menyebarkan informasi hoaks, dan mematuhi arahan petugas di lapangan.