Wafid menambahkan, untuk pengamatan secara visual terpantau hembusan asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian berkisar antara 5 hingga 180 meter dari dasar Kawah Ratu dan 5 hingga 15 meter dari dasar Kawah Ecoma dengan tekanan lemah hingga sedang.
”Manifestasi bualan lumpur di Kawah Ratu yang terbentuk pada tanggal 5 Juni 2025 hingga saat ini masih teramati, tingkat intensitas dan luasan area bualan lumpur ini masih sama dibanding dengan aktivitas pada 26 Juni 2025,” ujarnya, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (28/6/2025).
Sementara, pengamatan deformasi permukaan menggunakan alat EDM dan GNSS, masih menunjukkan adanya pola inflasi. Ini mengindikasikan akumulasi tekanan pada kedalaman dangkal di bawah tubuh gunung api.
”Hal ini masih menjadi perhatian karena potensi erupsi freatik tetap dapat terjadi secara tiba-tiba, tanpa didahului gejala vulkanik yang jelas,” ucapnya.
Murianews, Bandung – Gunung Tangkuban Parahu di Jawa Barat sempat bergolak dalam pekan terakhir ini. Meski masih berstatus Level I, Badan Geologi Kementerian ESDM tetap memberikan imbauan penting pada masyarakat.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhamad Wafid mengimbau pada pengunjung dan warga sekitar Gunung Tangkuban Parahu untuk tidak mendekati area kawah, tidak berlama-lama di kawasan kawah, serta segera menjauh ketika terjadi peningkatan intensitas hembusan atau tercium bau gas menyengat.
Wafid meminta pemerintah daerah dan BPBD setempat untuk terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu di Desa Cikole serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung.
Masyarakat sendiri diharapkan tetap tenang, tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang belum dapat dipertanggungjawabkan, serta mengikuti perkembangan informasi resmi.
”Evaluasi tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu akan dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu apabila terjadi perubahan signifikan. Masyarakat diharapkan tetap tenang, waspada, serta mengikuti arahan dari pihak berwenang demi keselamatan bersama,” tuturnya, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (28/6/2025).
Diketahui, Gunung Tangkuban Parahu merupakan gunung api aktif yang berada di wilayah perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, yang juga menjadi salah satu destinasi oleh wisatawan dari dalam maupun luar negeri.
Gunung api ini memiliki 9 kawah dengan dua kawah utama berada di area puncak, yaitu Kawah Ratu dan Kawah Upas. Erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada umumnya berupa letusan freatik dari Kawah Ratu.
Sebelumnya...
Diberitakan sebelumnya, Berdasarkan pengamatan Badan Geologi Kementerian ESDM, sejak Selasa (24/6/2026) hingga Sabtu (28/6/2025)aktivitas kegembaan Gunung Tangkuban Parahu didominasi getaran termor menerus yang berasosiasi dengan aktivitas bualan lumpur di Kawah Ratu.
Wafid menambahkan, untuk pengamatan secara visual terpantau hembusan asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian berkisar antara 5 hingga 180 meter dari dasar Kawah Ratu dan 5 hingga 15 meter dari dasar Kawah Ecoma dengan tekanan lemah hingga sedang.
”Manifestasi bualan lumpur di Kawah Ratu yang terbentuk pada tanggal 5 Juni 2025 hingga saat ini masih teramati, tingkat intensitas dan luasan area bualan lumpur ini masih sama dibanding dengan aktivitas pada 26 Juni 2025,” ujarnya, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (28/6/2025).
Sementara, pengamatan deformasi permukaan menggunakan alat EDM dan GNSS, masih menunjukkan adanya pola inflasi. Ini mengindikasikan akumulasi tekanan pada kedalaman dangkal di bawah tubuh gunung api.
”Hal ini masih menjadi perhatian karena potensi erupsi freatik tetap dapat terjadi secara tiba-tiba, tanpa didahului gejala vulkanik yang jelas,” ucapnya.