Itu diungkapkannya saat meresmikan pembangunan proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), di Karawang, Jawa Barat.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya pengembangan industri energi baru sebagai salah satu langkah strategis menuju kemandirian dan ketahanan energi nasional.
”Menurut para pakar, bangsa kita ini sungguh-sungguh bisa swasembada energi, hitungan saya tidak lama. Lima tahun, paling lambat enam tahun, tujuh tahun kita bisa swasembada energi,” katanya, seperti dikutip di Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (29/6/2025).
Ia mengatakan, salah satu jalan menuju swasembada energi adalah listrik dari tenaga surya, dan kuncinya adalah baterai.
”Hari ini kita saksikan, laporannya menghasilkan 15 Gigawatt. Untuk benar-benar mandiri kita butuh 100 Gigawatt. Berarti, mungkin proyek ini harus dilipat gandakan. Saya percaya kalau kita mampu,” imbuhnya.
Usai memberikan sambutannya, ia pun kemudian meresmikan pembangunan megaproyek tersebut didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
”Saya Prabowo Subianto, Presiden RI dengan penuh kebanggaan meresmikan ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL. Dengan demikian, saya nyatakan dimulai,” ujar Presiden Prabowo dalam pidatonya.
Murianews, Karawang – Presiden Prabowo Subianto mengatakan, jalan menuju swasembada energi bisa segera terwujud dalam lima sampai tujuh tahun ke depan. Menurutnya, untuk menuju ke sana, Indonesia memelukan sumber daya listrik 100 Gigawatt agar bisa mencapainya.
Itu diungkapkannya saat meresmikan pembangunan proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), di Karawang, Jawa Barat.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya pengembangan industri energi baru sebagai salah satu langkah strategis menuju kemandirian dan ketahanan energi nasional.
”Menurut para pakar, bangsa kita ini sungguh-sungguh bisa swasembada energi, hitungan saya tidak lama. Lima tahun, paling lambat enam tahun, tujuh tahun kita bisa swasembada energi,” katanya, seperti dikutip di Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (29/6/2025).
Ia mengatakan, salah satu jalan menuju swasembada energi adalah listrik dari tenaga surya, dan kuncinya adalah baterai.
”Hari ini kita saksikan, laporannya menghasilkan 15 Gigawatt. Untuk benar-benar mandiri kita butuh 100 Gigawatt. Berarti, mungkin proyek ini harus dilipat gandakan. Saya percaya kalau kita mampu,” imbuhnya.
Usai memberikan sambutannya, ia pun kemudian meresmikan pembangunan megaproyek tersebut didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
”Saya Prabowo Subianto, Presiden RI dengan penuh kebanggaan meresmikan ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL. Dengan demikian, saya nyatakan dimulai,” ujar Presiden Prabowo dalam pidatonya.
Proyek Strategis Nasional...
Prosesi peletakan batu pertama industri baterai listrik di Karawang ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Presiden Prabowo bersama sejumlah pejabat terkait.
Agenda itu disaksikan Pemilik Grup Artha Graha Tommy Winata, Dubes China untuk Indonesia Wang Lutong, Menteri Perumahan Maruarar Sirait, CIO Danantara Pandu Sjahrir, dan COO Danantara Dony Oskaria,
Proyek industri baterai ini merupakan kerja sama antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL, Brunp, serta Lygend (CBL).
Total ada enam subproyek dalam pengembangan proyek ini. Lima di antaranya berlokasi di Hamlahera Timur, dan satu di Karawang.
Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), nilai investasi proyek mencapai 5,9 miliar dolar AS dan mencakup area seluas 3.023 hektare, dengan potensi penyerapan tenaga kerja hingga 8.000 orang, serta pengembangan 18 proyek infrastruktur, termasuk dermaga multifungsi.
Proyek ini juga dirancang ramah lingkungan dengan pemanfaatan kombinasi energi seperti PLTU 2x150 Megawatt (MW), PLTG 80 MW, pembangkit dari limbah panas 30 MW, dan tenaga surya sebesar 172 MWp, termasuk 24 MWp di pabrik Karawang.
Pabrik baterai di Karawang yang berada di atas lahan seluas 43 hektare dioperasikan oleh perusahaan patungan PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB)—hasil kolaborasi IBC dengan CBL, anak usaha raksasa baterai dunia Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).
Pabrik ini ditargetkan memiliki kapasitas awal 6,9 GWh pada fase pertama dan meningkat hingga 15 GWh pada fase kedua. Operasi komersial dijadwalkan dimulai akhir 2026.
Di Halmahera...
Di Halmahera Timur, ANTAM dan Hong Kong CBL Limited (HK CBL) telah membentuk PT Feni Haltim (PT FHT) untuk mengembangkan kawasan industri energi baru yang terdiri atas proyek pertambangan nikel, smelter pirometalurgi dengan kapasitas 88.000 ton refined nickel alloy per tahun (2027).
Selain itu, juga memproduksi smelter hidrometalurgi menghasilkan 55.000 ton Mixed Hydroxide Precipitate per tahun (2028), pabrik bahan katoda Nickel Cobalt Manganese (NCM) sebesar 30.000 ton per tahun (2028), serta fasilitas daur ulang baterai menghasilkan logam sulfat dan lithium karbonat sebanyak 20.000 ton per tahun (2031).