Teknologi AI itu digunakan untuk mendeteksi potensi siswa dan guru. Pengenalan itu sebagai bagian persiapan pelaksanaan Sekolah Rakyat.
Retret tahap kedua berlangsung lima hari, yakni tiga hari di Pusdiklat Kesos Kemensos Jakarta Selatan dan dua hari di Resimen Arhanud 1/Faletehan.
Dalam pembukaan itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan, teknologi AI yang diperkenalkan dirancang agar kepala sekolah dapat memahami keunggulan spesifik dari siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar di Sekolah Rakyat.
”Mereka diperkenalkan AI agar tahu potensi siswa dan guru yang akan dipimpin,” kata Gus Ipul-sapaan akrab Saifullah Yusuf, seperti dikutip dari Antara, Rabu (2//7/2025)
Terkait kurikulum Sekolah Rakyat, Gus Ipul mengatakan, instrumen itu telah disiapkan. Bahkan, dilengkapi modul khusus yang memungkinkan murid tak perlu tes akademi, cukup lolos administrasi dan pemeriksaan kesehatan.
”Teknologi AI dan modul kurikulum ini kita dapatkan secara swadaya. Pengembangnya tidak mau dibayar, semua bersemangat untuk membantu anak-anak dari keluarga prasejahtera,” ujarnya.
Murianews, Jakarta – Sebanyak 47 kepala Sekolah Rakyat mengikuti retret tahap kedua pada 2-7 Juli 2025 ini. Dalam agenda itu mereka diperkenalkan dengan teknologi artificial intelligence (AI).
Teknologi AI itu digunakan untuk mendeteksi potensi siswa dan guru. Pengenalan itu sebagai bagian persiapan pelaksanaan Sekolah Rakyat.
Retret tahap kedua berlangsung lima hari, yakni tiga hari di Pusdiklat Kesos Kemensos Jakarta Selatan dan dua hari di Resimen Arhanud 1/Faletehan.
Dalam pembukaan itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan, teknologi AI yang diperkenalkan dirancang agar kepala sekolah dapat memahami keunggulan spesifik dari siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar di Sekolah Rakyat.
”Mereka diperkenalkan AI agar tahu potensi siswa dan guru yang akan dipimpin,” kata Gus Ipul-sapaan akrab Saifullah Yusuf, seperti dikutip dari Antara, Rabu (2//7/2025)
Terkait kurikulum Sekolah Rakyat, Gus Ipul mengatakan, instrumen itu telah disiapkan. Bahkan, dilengkapi modul khusus yang memungkinkan murid tak perlu tes akademi, cukup lolos administrasi dan pemeriksaan kesehatan.
”Teknologi AI dan modul kurikulum ini kita dapatkan secara swadaya. Pengembangnya tidak mau dibayar, semua bersemangat untuk membantu anak-anak dari keluarga prasejahtera,” ujarnya.
Peserta Retret...
Peserta dari retret ini merupakan ASN dari berbagai daerah yang berpengalaman memimpin lembaga pendidikan dan telah dinyatakan lolos seleksi menjadi kepala Sekolah Rakyat.
Program ini bagian penting dari persiapan Sekolah Rakyat yang ditargetkan dapat menjangkau hingga 20 ribu siswa dari keluarga penerima manfaat program Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia sepanjang tahun ini.
Menurutnya, kebijakan Sekolah Rakyat bersifat afirmatif, khususnya untuk kelompok paling miskin yang masuk kategori desil 1 atau 10 persen masyarakat miskin ekstrem.
”Mereka pasti punya potensi, hanya saja kita yang belum tahu,” katanya.
Sebelumnya, retret tahap pertama digelar pada 16–20 Juni 2025 diikuti oleh 52 kepala sekolah dengan materi pengenalan konsep Sekolah Rakyat, penguatan karakter, serta pelatihan kedisiplinan.