Pendapatan Negara Sudah Tembus Rp 2.553,2 Triliun
Ali Muntoha
Sabtu, 16 Desember 2023 08:10:00
Murianews, Jakarta – Pemerintah mengumumkan jika pendapatan negara telah berhasil melewati dari target yang ditetapkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menegaskan jika capaian pendapatan negara per 12 Desember 2023 yakni Rp 2.553,2 triliun. Jumlah itu setara 103,66 persen dari target APBN yang ditetapkan sebesar Rp 2.463 triliun.
Meski demikian, jika berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 Rahun 2023 realisasi pendapatan negara ini belum memenuhi target.Karena dalam perpres tersebut target pendapatan negara direvisi menjadi Rp2.637,2 triliun.
”Jadi kalau dibandingkan dengan target Perpres 75/2023 yang direvisi ke atas, kita masih belum mencapai target. Tapi dari target APBN awal, pendapatan ini sudah melewati target sebesar 103,6 persen," kata Sri Mulyani dalam keterangan persnya dikutip Murianews.com, Sabtu (16/12/2023).
Menkeu Sri Mulyani meyakini pendapatan negara tersebut akan dapat mencapai target hingga akhir 2023 mendatang.
Di sisi lain, belanja negara hingga 12 Desember 2023 telah mencapai Rp 2.588,2 triliun. Awalnya, Undang-Undang APBN 2023 menargetkan total belanja sebesar Rp 3.061,2 triliun.
”Sehingga kalau dibandingkan UU APBN awal, belanja sampai dengan 12 Desember 2023 adalah 84,55 persen," kata Menkeu.
Pada pertengahan tahun melalui Perpres 75/2023, target belanja negara tersebut dinaikkan menjadi Rp 3.117,2 triliun. Jika dibandingkan dengan target pada Perpres 75/2023, angka belanja negara mencapai 83,03% dari target.
Sri Mulyani juga menjelaskan, dari sisi pembiayaan hingga 12 Desember 2023, telah terealisasi Rp 289,6 triliun dengan defisit APBN sebesar Rp 35 triliun atau 0,17 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara, keseimbangan primer masih surplus Rp 378,6 triliun.
”APBN awal defisitnya itu didesain di Rp 598,2 triliun atau 2,84 persen dari PDB. Jadi defisit kita di 12 Desember yang hanya Rp 35 triliun atau 0,17 persen itu jauh lebih kecil dari desain defisit awal yang sebesar Rp 598,2 triliun,” ujar Menkeu.
Ia menegaskan bahwa APBN semakin sehat karena defisitnya jauh lebih rendah dibandingkan rancangan awal dan dibandingkan tahun lalu.
”Tren dari defisit yang menurun karena konsolidasi fiskal itu tetap terjaga, kredibel, dan kuat. Ini karena penerimaan negara kuat, belanjanya tetap terjaga baik,” tegasnya.
Murianews, Jakarta – Pemerintah mengumumkan jika pendapatan negara telah berhasil melewati dari target yang ditetapkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menegaskan jika capaian pendapatan negara per 12 Desember 2023 yakni Rp 2.553,2 triliun. Jumlah itu setara 103,66 persen dari target APBN yang ditetapkan sebesar Rp 2.463 triliun.
Meski demikian, jika berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 Rahun 2023 realisasi pendapatan negara ini belum memenuhi target.Karena dalam perpres tersebut target pendapatan negara direvisi menjadi Rp2.637,2 triliun.
”Jadi kalau dibandingkan dengan target Perpres 75/2023 yang direvisi ke atas, kita masih belum mencapai target. Tapi dari target APBN awal, pendapatan ini sudah melewati target sebesar 103,6 persen," kata Sri Mulyani dalam keterangan persnya dikutip Murianews.com, Sabtu (16/12/2023).
Menkeu Sri Mulyani meyakini pendapatan negara tersebut akan dapat mencapai target hingga akhir 2023 mendatang.
Di sisi lain, belanja negara hingga 12 Desember 2023 telah mencapai Rp 2.588,2 triliun. Awalnya, Undang-Undang APBN 2023 menargetkan total belanja sebesar Rp 3.061,2 triliun.
”Sehingga kalau dibandingkan UU APBN awal, belanja sampai dengan 12 Desember 2023 adalah 84,55 persen," kata Menkeu.
Pada pertengahan tahun melalui Perpres 75/2023, target belanja negara tersebut dinaikkan menjadi Rp 3.117,2 triliun. Jika dibandingkan dengan target pada Perpres 75/2023, angka belanja negara mencapai 83,03% dari target.
Sri Mulyani juga menjelaskan, dari sisi pembiayaan hingga 12 Desember 2023, telah terealisasi Rp 289,6 triliun dengan defisit APBN sebesar Rp 35 triliun atau 0,17 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara, keseimbangan primer masih surplus Rp 378,6 triliun.
”APBN awal defisitnya itu didesain di Rp 598,2 triliun atau 2,84 persen dari PDB. Jadi defisit kita di 12 Desember yang hanya Rp 35 triliun atau 0,17 persen itu jauh lebih kecil dari desain defisit awal yang sebesar Rp 598,2 triliun,” ujar Menkeu.
Ia menegaskan bahwa APBN semakin sehat karena defisitnya jauh lebih rendah dibandingkan rancangan awal dan dibandingkan tahun lalu.
”Tren dari defisit yang menurun karena konsolidasi fiskal itu tetap terjaga, kredibel, dan kuat. Ini karena penerimaan negara kuat, belanjanya tetap terjaga baik,” tegasnya.