Dandangan Kudus 2024
Habib Jafar dan Abah Kirun: Tidak ada Budaya yang Bidah!
Anggara Jiwandhana
Sabtu, 2 Maret 2024 11:09:00
Murianews, Kudus – Diskusi budaya dalam pembukaan Tradisi Dandangan Kudus 2024 di Alun-alun Kudus Kulon, Jumat (1/3/2024) malam berlangsung dengan meriah. Banyak bahasan-bahasan yang ditanyakan penanya yang kemudian medapatkan titik temu.
Salah satunya adalah tradisi-tradisi yang dilakukan masyarakat Jawa pada umumnya. Seperti tahlilan, kirim doa, nyatus, nyewu, hingga sajen.
Habib Jafar memandang semua kegiatan tersebut merupakan sebuah tradisi ataupun budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu kala dan sampai saat ini masih Lestari. Sehingga tidak ada sejarahnya sebuah budaya kemudian di cap sebagai Bidah atau dilarang bagi umat muslim.
”Budaya dan tradisi itu merupakan karya manusia untuk membangun sebuah hubungan sesame manusia, sedangkan ibadah merupakan karya dari kuasa, Bidah itu hanya ibadah, tidak ada budaya apapun yang bisa dibidahkan,” kata Habib Jafar.
Habib Jafar juga menjelaskan, di era Nabi Muhammad SAW saja, masih banyak tradisi-tradisi atau budaya dari ajaran sebelumnya yang juga masih dilestarikan.
”Kanjeng Nabi saja bukan membawa sebuah perubahan melainkan menyempurnakan, budaya itu setiap tahun pasti akan berubah karena menyesuaikan dengan perubahan zaman, tugas kita hanya berprasangka baik kepada semua budaya yang ada,” tuturnya.
Senada, Abah Kirun juga kurang sepakat jika segala budaya Jawa dibidahkan. Menurut dia, budaya merupakan sebuah teknologi yang berhasil diciptakan pendahulu-pendahulu untuk orang-orang masa kini.
”Teruskanlah budaya-budaya itu, jangan sedikit-sedikit Bidah, itu adalah teknologi yang diciptakan pendahulu kita,” ungkapnya.
Habib Husein Jafar Al Hadar alias Habib Jafar dan abah kirun menjadi salah satu tokoh yang dihadirkan dalam pembukaan Tradisi Dandangan Kudus di Alun-alun Kudus Kulon, Jumat (1/3/2024). Dia pun mengaku sempat kaget kenapa pelaksanaannya dilakukan di bawah pohon beringin.
Padahal, mitos-mitos yang melekat adalah pohon beringin itu tempatnya setan dan kerap dianggap angker.
”Nah ini kita malah salawatan di bawahnya, ini melawan mitos dan Alhamdulillah belum ada yang kesetananan,” celetuk Habib Jafar disertai dengan gelak tawa pengunjung yang hadir dalam pembukaan Dandangan semalam.
Dalam kesempatan tersebut, Habib Jafar mengaku sangat kagum dengan hangatnya suasana di Kudus. Terutama saat prosesi pembukaan tradisi Dandangan dilakukan.
Dia pun mengajak semua pihak untuk ikut menjaga dan melestarikan tradisi yang sudah diwariskan oleh Kanjeng Sunan Kudus kepada para warga Kabupaten Kudus ini.
”Bukan perkara mudah meninggalkan sebuah hal yang bermanfaat bagi orang-orang yang hidup kalau bukan seorang Sunan,” katanya.
Editor: Supriyadi



