Meskipun demikian, Palang Merah melaporkan bahwa tidak ada korban luka dalam serangan itu. Sedangkan Militer Israel mengungkapkan bahwa pasukannya menargetkan gedung tersebut setelah mengidentifikasi adanya tersangka dan merasakan ancaman. Namun, belakangan diketahui bahwa informasi tersebut tidak akurat.
"Kepemilikan struktur itu tidak diketahui oleh pasukan pada saat penembakan," kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam pernyataan resminya, seraya menambahkan bahwa insiden itu akan diselidiki lebih lanjut, dilansir Metro, Selasa (15/3/2025).
Pihak Palang Merah melontarkan kecaman keras terhadap serangan yang menyasar fasilitas mereka ini. Insiden ini menambah daftar panjang serangan yang dilakukan oleh Militer Israel terhadap lokasi yang kemudian diketahui salah diidentifikasi oleh pasukan mereka.
Sebelumnya, pada awal tahun 2024, insiden lain sempat menarik perhatian internasional ketika seorang gadis berusia enam tahun bernama Hind Rajab meminta bantuan setelah mobil yang ditumpanginya ditembaki oleh tank Israel di Gaza.
Hind dan keluarganya sedang dalam perjalanan meninggalkan Kota Gaza pada 28 Januari 2024, setelah melihat pengumuman dari IDF (Tentara Perhanan Israel) yang meminta warga untuk mengungsi dari barat Kota Gaza. Namun, dalam perjalanan, kendaraan mereka malah menjadi sasaran tembakan.
Murianews, Kudus – Sebuah gedung milik Palang Merah di Gaza Selatan terkena serangan militer Israel dalam sebuah insiden, baru-baru ini. Menurut laporan Metro, kejadian ini disebutkan sebagai akibat dari 'identifikasi yang salah'.
Metro menyebut, pihak Militer Israel menyatakan serangan tersebut akan diselidiki lebih lanjut. Gedung yang terletak di Rafah itu menelami kerusakan akibat dampak langsung bahan peledak. Sehingga gedung Palang Merah itu tidak dapat lagi beroperasi.
Meskipun demikian, Palang Merah melaporkan bahwa tidak ada korban luka dalam serangan itu. Sedangkan Militer Israel mengungkapkan bahwa pasukannya menargetkan gedung tersebut setelah mengidentifikasi adanya tersangka dan merasakan ancaman. Namun, belakangan diketahui bahwa informasi tersebut tidak akurat.
"Kepemilikan struktur itu tidak diketahui oleh pasukan pada saat penembakan," kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam pernyataan resminya, seraya menambahkan bahwa insiden itu akan diselidiki lebih lanjut, dilansir Metro, Selasa (15/3/2025).
Pihak Palang Merah melontarkan kecaman keras terhadap serangan yang menyasar fasilitas mereka ini. Insiden ini menambah daftar panjang serangan yang dilakukan oleh Militer Israel terhadap lokasi yang kemudian diketahui salah diidentifikasi oleh pasukan mereka.
Sebelumnya, pada awal tahun 2024, insiden lain sempat menarik perhatian internasional ketika seorang gadis berusia enam tahun bernama Hind Rajab meminta bantuan setelah mobil yang ditumpanginya ditembaki oleh tank Israel di Gaza.
Hind dan keluarganya sedang dalam perjalanan meninggalkan Kota Gaza pada 28 Januari 2024, setelah melihat pengumuman dari IDF (Tentara Perhanan Israel) yang meminta warga untuk mengungsi dari barat Kota Gaza. Namun, dalam perjalanan, kendaraan mereka malah menjadi sasaran tembakan.
Serangan Militer...
Tragisnya, Hind, keluarganya, dan dua paramedis dari Bulan Sabit Merah Palestina ditemukan tewas di dalam mobil mereka. Tanda-tanda di lokasi menunjukkan adanya dugaan penggunaan persenjataan Israel dalam serangan itu.
IDF membantah keterlibatan pasukannya secara langsung, dengan menyatakan bahwa mereka "tidak hadir di dekat kendaraan atau dalam jangkauan tembak kendaraan yang dimaksud." Insiden ini pun telah dirujuk untuk penyelidikan.
Rekaman percakapan darurat yang terjadi sekitar pukul 14.30 pada hari kejadian itu mencatat momen terakhir sebelum serangan. Operator darurat, Omar al-Qam, berhasil menghubungi Layan, seorang remaja yang berada di dalam mobil bersama Hind.
"Mereka menembaki kami. Tank ada di sebelahku!" ujar Layan dalam percakapan tersebut sebelum terdengar suara tembakan cepat dan jeritan yang mengakhiri panggilan.
Selain itu, dalam insiden lain yang sedang diselidiki, seorang anak laki-laki Palestina berusia 8 tahun bernama Adam Samer Otham Al-Ghoul ditembak mati saat bermain di Tepi Barat bersama teman-temannya. Ben Saul, Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia dan Kontra-Terorisme, ketika diberikan bukti terkait kejadian tersebut, menyatakan kematian Adam tampaknya merupakan 'kejahatan perang'.
Serangkaian insiden ini semakin menyoroti tindakan militer Israel di wilayah Palestina yang terus menjadi perhatian dunia internasional.