Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Kardinal Robert Sarah, seorang tokoh konservatif terkemuka dari Guinea, telah muncul sebagai salah satu kandidat potensial untuk menggantikan Paus Fransiskus yang meninggal dunia. Dikenal karena pandangan tradisional dan konservatifnya, Sarah dipandang sebagai simbol perlawanan terhadap arah progresif yang diambil Gereja selama lebih dari satu dekade terakhir.

Seperti dilansir BBC, Kardinal Robert Sarah, yang selama ini dikenal sebagai penentang vokal terhadap pernikahan sesama jenis, ideologi gender, dan migrasi massal, kerap kali berselisih pandangan dengan Paus Fransiskus.

Ia juga kritis terhadap sekularisme Barat dan fundamentalisme Islam. Dalam sebuah rekaman video lama yang kembali viral, Sarah menyuarakan keprihatinannya atas perubahan budaya di Eropa, denan menyatakan "Eropa telah kehilangan akarnya" dan menyebut Barat sedang berada dalam "kematian budaya".

Julukan "Paus anti-bangun" (anti-woke pope) pun sempat disematkan kepadanya, terutama di kalangan konservatif yang menyuarakan kekaguman atas komitmennya terhadap nilai-nilai tradisional Gereja. Beberapa tokoh terkenal dari sayap kanan Amerika Serikat, menyuarakan dukungan mereka terhadap Sarah.

Sebaliknya, Paus Fransiskus selama masa kepemimpinannya dikenal mempromosikan isu-isu seperti perubahan iklim, perlindungan imigran, dan keterbukaan terhadap komunitas LGBT. Kepemimpinannya yang progresif telah membentuk arah baru bagi Gereja Katolik Roma.

Dari 135 kardinal yang akan berpartisipasi dalam pemilihan Paus baru, sebagian besar adalah hasil pengangkatan dari Fransiskus sendiri. Faktor yang dinilai banyak pihak sebagai sinyal berlanjutnya agenda reformasi.

Namun, sejarah pemilihan Paus menunjukkan bahwa kandidat luar bukan tidak mungkin terpilih. Paus Fransiskus sendiri adalah pilihan ke-15 dari daftar favorit pada tahun 2013, menjadikan kemungkinan serupa bisa terjadi untuk Sarah.

Paus Benediktus...

  • 1
  • 2

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler