Murianews, Jepara – Kekeringan di wilayah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, semakin parah. Sampai saat ini, lebih dari 12.162 warga Jepara mengalami krisis air bersih.
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara Muh Ali Wibowo menyebutkan, kini kekeringan sudah melanda dua belas desa di enam kecamatan di Jepara.
“Kekeringan masih terus meluas. Ada di enam kecamatan. Total ada 12 ribu lebih warga yang terdampak,” kata Bowo kepada Murianews.com, Kamis (21/9/2023).
Bowo memaparkan, kekeringan yang melanda Kecamatan Karimunjawa tersebar di Desa Kemujan dengan jumlah terdampak 650 jiwa, Dukuh Mrican sebanyak 500 jiwa, Dukuh Telaga 200 jiwa dan 150 jiwa di Dukuh Batulawang.
Sementara di Kecamatan Kedung, sebanyak 2.385 jiwa warga di Desa Kedungmalang, Desa Karangaji sebanyak 2.016 jiwa. Lalu di Kecamatan Pecangaan, di Desa Gerdu yang terdampak sebanyak 1.980 jiwa dan di Desa Kaliombo sebanyak 1.060 jiwa.
Kemudian di Kecamatan Donorojo, terdapat 956 jiwa di Desa Sumberrejo dan sebanyak 1.328 di Desa Clering, terdampak kekeringan. Sementara di Desa Bategede Kecamatan Nalumsari sebanyak 170 Kartu Keluarga (KK).
“Kemudian di Desa Kunir, Kecamatan Keling sebanyak 973 jiwa yang terdampak kekeringan,” sebut Bowo.
Sampai hari ini, BPBD Kabupaten Jepara masih rutin melakukan droping air bersih ke desa-desa tersebut. Tercatat sejak 14 Agustus 2023 hingga pekan ini saja, 652 ribu liter air bersih sudah disalurkan.
Bowo mengatakan, air bersih yang didroping tersebut didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Jepara tahun 2023 dan Coorporate Social Responsibility (CSR) dari sejumlah perusahaan.
“Sampai hari ini kami masih droping air bersih. Armada kami ada tiga mobil tangki. Siap operasional kapan saja,” jelas dia.
Editor: Ali Muntoha



