Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Pati menggelontori sejumlah pasar di Jepara dengan beras murah. Ini dilakukan sebagai langkah untuk menstabilkan harga beras yang masih meroket.

Pasar pertama yang digelontori beras murah yakni Pasar Pecangaan, Senin (4/3/2024). Sebanyak 4 ton beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Masyarakat yang didominasi ibu-ibu pun menyerbu agenda operasi pasar ini.

Beras murah atau beras SPHP itu dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni Rp 10.900 per kilogram. Beras SPHP ini sudah digelontorkan Bulog ke pasar-pasar sejak awal tahun ini dan akan digelontorkan sepanjang tahun.

Beras SPHP ini dijual di bawah harga pasaran saat ini. Harganya Rp 53 ribu per sak seberat 5 kilogram. Untuk satu orang, pembelian dibatasi maksimal 2 karung atau 10 kilogram agar terbagi merata.

“Satu orang maksimal dua sak, 10 kilogram. Harganya Rp106 ribu,” kata Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta.

Edy Supriyanta menjelaskan, operasi pasar tersebut sebagai langkah menstabilkan kembali harga beras. Menurutnya, harga bahan pokok itu memang melonjak. Kondisi itu juga terjadi di semua daerah.

“Karena kita tahu sekarang harga beras cukup naik, ujarnya.

Gerakan pangan murah ini, masyarakat diharapkan dapat membeli beras berkualitas, dengan harga murah dan lebih rendah dari harga pasar. Gerakan ini masih akan digelar dua kali. Besok pagi di Pasar Jepara 2 dan Jumat (8/3/2024) akan dilaksanakan di Pasar Bangsri.

Meski harga beras di pasaran mengalami kenaikan, dia memastikan stoknya di Jepara masih aman. Bahkan mencukupi kebutuhan masyarakat saat Ramadan hingga Lebaran mendatang. Saat ini stok beras di Jepara 84 ton. Diprediksi stok ini akan mencukupi hingga lebaran mendatang.

Diketahui, pada bulan ini akan ada tambahan beras di Bulog Cabang Pati dari Bulog pusat. Selain itu, pada saat panen raya, gudang Bulog juga akan menyerap beras dari para petani. Panen raya diprediksi akan tiba pada Maret sampai April 2024 mendatang. Mengingat saat ini padi di sawah petani rata-rata masih berumur 1 – 1,5 bulan.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Terpopuler