Meriahnya Karnaval Agustusan di Jepara, Anak TK hingga SMA Ikut Turun
Faqih Mansur Hidayat
Kamis, 15 Agustus 2024 15:33:00
Murianews, Jepara – Belasan ribu lebih masyarakat Kabupaten Jepara, Jawa Tengah bergembira melihat gelaran karnaval. Karnaval bertema seni dan kebudayaan itu merupakan agenda menyambut Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79.
Peserta karnaval berasal dari berbagai tingkat sekolah, desa dan kelompok masyarakat. Karnaval ini digelar sehari penuh, Kamis (15/8/2024). Pada sesi pagi, peserta berasal dari tingkat Taman Kanak-kanak dan SD sederajat. Sedangkan selepas zuhur, peserta berasal dari tingkat SMP, SMA dan masyarakat.
Mereka membawakan tema masing-masing. Ada yang bertema budaya popular dan budaya tradisional lokal. Seperti kesenian emprak, barongan, jaranan, perang obor dan kesenian lokal Jepara lainnya.
Para peserta memamerkan karya mereka di sepanjang jalan pusat Kota Jepara. Mulai dari depan Pendapa RA Kartini di Jalan Kartini sampai Jalan Pemuda.
Panggung kehormatan berada di Jalan Pemuda. Setiap kelompok peserta diberi kesempatan utuk unjuk gigi atau beratraksi di depan Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta dan sejumlah pejabat penting lainnya.
Nila Khusna, salah satu penonton asal Kecamatan Bangsri merasa sangat gembira. Meskipun cuaca terik begitu menyengat selama gelaran budaya itu berjalan. Dia membawa serta anak-anaknya.
”Karnaval budaya gini mestinya sering-sering diadakan. Supaya masyarakat bisa menikmati tontonan gratis. Kita juga bisa mengenalkan anak-anak dengan kesenian dan kebudayaan lokal. Sekaligus belajar untuk anak-anak,” kata Khusna kepada Murianews.com.
Sementara itu, Edy Supriyanta mengatakan bahwa karnaval ini tidak hanya untuk memperingati Agustusan saja. Melainkan upaya pemerintah untuk mengenalkan kesenian dan kebudayaan, terutama lokal Kota Ukir kepada masyarakat luas.
”Ini salah satu upaya pemerintah untuk menguri-uri kesenian dan kebudayaan. Untuk mengenalkannya kepada generasi masa kini. Sehingga warisan leluhur kita tidak terlupakan atau luntur diterjang kemajuan zaman,” kata Edy.
Editor: Supriyadi



