Delapan Bulan, 502 Kecelakaan Terjadi di Jepara

Murianews, Jepara – Peristiwa kecelekaan lalu lintas di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) semakin sering terjadi. Selama delapan bulan terakhir saja, tercatat sudah ada 502 kali kecelakaan lalulintas.

Dalam sepekan terakhir misalnya, terjadi beberapa kali kecelakaan lalulintas. Lima orang meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas yang terjadi.

KBO Satlantas Polres Jepara, Ipda Badar Amri Yahya menyebut, 502 kali insiden kecelakaan itu tercatat sejak Januari-Agustus 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jepara pada periode yang sama tahun 2024 lalu, jumlah kecelakaan selama Januari-Agustus 2024 sebanyak 377 peristiwa.

“Angka kecelakaan sepanjang tahun ini termasuk lumayan tinggi. Sudah ada 502 kali peristiwa kecelakaan lalulintas,” kata Ipda Badar kepada Murianews.com, Jumat (26/9/2025).

Dari 502 insiden kecelakaan lalulintas itu, Ipda Badar menyebut 569 korban mengalami luka ringan. Kerugian materinya mencapai Rp 440 juta.

“Sekitar 15 persen di antaranya korban meninggal dunia,” sebut Ipda Badar.

Dari sekian banyak insiden kecelakaan itu, Badar mengungkapkan, rata-rata penyebabnya adalah kelalaian pengendara. Selain itu, kecelakaan terjadi paling banyak akibat pengendara berkendara dengan kecepatan tinggi.

Batas Kecepatan...

Untuk itu, pihaknya mengimbau agar pengedara tahu batas kecepatan ketika di jalan. Saat di jalan kabupaten misalnya, batas maksimal kecepatan kendaraan adalah 60 kilometer per jam.

“Tapi yang sering terjadi, melaju di jalan kabupaten melebihi kecepatan 60 kilometer per jam. Bahkan ada yang di atas 80 kilometer per jam. Dan ini menjadi salah satu penyebab kecelakaan banyak terjadi,” ungkap Ipda Badar.

Oleh karena itu, Ipda Badar mengimbau agar para pengendara lebih mengutamakan keselamatan dibanding kecepatan. Selain itu, pengendara juga diminta mengenakan helm standard nasional Indonesia (SNI) saat berkendara.

“Minimal pakai helm. Lebih waspada dan safety. Kecepatan terutama, harus diatur, harus tahu batas. Jangan melampaui batas kecepatan, apalagi kalau lewat jalan yang sudah mulus, biasanya lalai. Itu harus lebih waspada lagi,” imbau Ipda Badar.

Editor: Budi Santoso