Semula dirinya tak mengira gejala sakit itu akibat diduga usai mengonsumsi MBG. Saat membuka grup WhatsApp, ternyata banyak wali murid yang menginformasikan anaknya mengalami gejala yang sama.
"Adik saya tak bawa ke Puskesmas Bangsri pakai motor malam harinya. Teman-temannya yang lain diangkut pakai mobil boks MBG ke Puskemas," ungkap dia.
Pihaknya juga tak tahu pasti berapa banyak siswa SDN 1 Banjaran yang mengalami gejala yang sama. Namun dari kabar yang beredar, ada lebih dari 20 anak yang diduga keracunan MBG pada waktu yang hampir bersamaan.
"Adik saya tidak dirawat inap. Hanya diperiksa dan diberi obat. Besoknya tidak bisa berangkat sekolah karena masih lemas," ujar dia.
Murianews, Jepara – Sejumlah siswa SDN 1 Banjaran, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) diduga keracunan usai mengonsumsi menu Makan Bergizi gratis (MBG). Anak-anak itu bahkan sempat dilarikan ke Puskesmas setempat.
Murianews.com mendapatkan informasi ini dari seorang warga setempat yang anggota keluarganya sekolah di SDN 1 Banjaran, Sabtu (27/9/2025). Warga yang enggan disebutkan namanya itu menyebut adiknya jatuh sakit usai makan MBG di sekolah pada Selasa (23/9/2025) lalu.
"Dapat MBG di sekolah. Pulang-pulang seperti orang sakit. Tubuhnya lemas, tidak doyan makan. Muntah beberapa kali," katanya memberikan penjelasan.
Semula dirinya tak mengira gejala sakit itu akibat diduga usai mengonsumsi MBG. Saat membuka grup WhatsApp, ternyata banyak wali murid yang menginformasikan anaknya mengalami gejala yang sama.
"Adik saya tak bawa ke Puskesmas Bangsri pakai motor malam harinya. Teman-temannya yang lain diangkut pakai mobil boks MBG ke Puskemas," ungkap dia.
Pihaknya juga tak tahu pasti berapa banyak siswa SDN 1 Banjaran yang mengalami gejala yang sama. Namun dari kabar yang beredar, ada lebih dari 20 anak yang diduga keracunan MBG pada waktu yang hampir bersamaan.
"Adik saya tidak dirawat inap. Hanya diperiksa dan diberi obat. Besoknya tidak bisa berangkat sekolah karena masih lemas," ujar dia.
Kepala Sekolah No Coment...
Murianews.com sudah mengontak Kepala SD N 1 Banjaran, Edy Suharyanto. Namun yang bersangkutan memilih no coment, dan menolak memberikan keterangannya untuk ditulis.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Bangsri 1, Nur Da'im membenarkan adanya beberapa siswa yang diduga keracunan. Saat dikonfirmasi Murianews.com lewat sambungan telepon, Nur Da’im mengakui ada beberapa anak SD N 1 Banjaran yang diperiksa setelah beberapa jam mengonsumsi MBG pada Selasa (23/9/2025) siang.
"Betul. Kami di Puskesmas kebetulan menerima siswa yang diduga keracunan (makanan) itu, memberikan pelayanan dan memberikan perawatan sementara yang datang ke Puskesmas," terang Da'im.
Para siswa yang datang, kata Da’im, mengalami pusing, muntah dan lemas. Pihaknya tak tahu persis berapa jumlah anak yang mengalami gejala yang sama.
"Yang datang ke Puskesmas yang diberikan perawatan cuma lima. Siang empat anak, tambah satu anak malam harinya. Kami tidak tahu apakah ada yang dirawat di pelayanan lain," sebut Da'im.
Pemeriksaan yang dilakukan pihak Puskesmas berupa pemeriksaan vital dan tanda-tanda umum. Seperti sesuai dengan gejalanya, yang mengarah pada kemungkinan mengalami keracunan makanan.
Setelah dilakukan observasi sekitar setengah hari, anak-anak tersebut diperbolehkan pulang. Pihak Puskesmas juga memberikan obat dan pengawasan.
"Kami belum bisa memastikan apakah itu akibat makan MBG atau tidak. Tapi hasil pemeriksaan awal, ada indikasi mengarah ke dugaan keracunan akibat MBG," ungkap Da'im.
Sampel Makanan...
Untuk memastikannya, pihaknya telah mengirimkan sampel sisa makanan MBG yang dikonsumsi para siswa di hari itu ke Labiratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jepara. Adapun sampelnya adalah susu frisian flag, kedelai rebus, oseng-oseng jagung, buncis, wortel, ayam goreng, nasi dan melon.
Sejauh yang diketahuinya, menu MBG itu kabarnya disediakan dari Satuan Pelayanan Pemenugan Gizi (SPPG) Yayasan Al Fitroh Watuaji Keling yang berada di Desa Banjaran.
"Kami sudah kirim sampelnya ke Labkesda. Tapi kami belum mendapatkan hasilnya," kata Da’im.
Sampai saat ini, imbuh Da'im, pihak Puskesmas terus memantau kondisi anak-anak SDN 1 Banjaran. Terutama lima anak yang sebelumnya dirawat karena diduga keracunan makanan tersebut. Pada Kamis (25/9/2025), pihaknya juga memantau langsung ke sekolah.
"Hari Kamis kemarin anak-anak sudah sekolah. Kami merasa bahwa ini sudah tidak emergency lagi. Anak-anak yang kemarin masuk ke Puskesmas sudah kembali masuk ke sekolah," tandas Da'im.
Editor: Budi Santoso