Ia mengatakan, serangan hama tikus itu terjadi sekitar empat hari lalu. Akibat hama tikus, tanaman padi seluas 0,2 hektare miliknya habis dalam semalam.
Hama tikus tak hanya menyerang petak sawah miliknya saja. Tapi, petak disekitarnya juga ikut terserang hama tikus.
Sumaji mengatakan, ia bersama petani di sekitar lahannya sudah bingung menanggulangi hama tikus itu. Mereka tak punya alat maupun metode untuk mencegahnya.
Ia pernah mengupayakan dengan memberikan obat tikus di sekitar sawahnya. Tetapi, usahanya itu gagal karena tidak berpengaruh sedikit pun.
Murianews, Kudus – Hama tikus menyerang tanaman padi di Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Semua tanaman rusak dan hanya tersisa rumput liar.
Sumaji, petani Desa Setrokalangan yang tanaman padinya diserang hama tikus mengatakan, tanamannya sudah tak bisa menghasilkan akibat serangan itu.
Ia mengatakan, serangan hama tikus itu terjadi sekitar empat hari lalu. Akibat hama tikus, tanaman padi seluas 0,2 hektare miliknya habis dalam semalam.
Hama tikus tak hanya menyerang petak sawah miliknya saja. Tapi, petak disekitarnya juga ikut terserang hama tikus.
’’Ini semua kena, disekitar ini milik beberapa petani, sekitar puluhan petani,’’ ungkapnya sembari menunjuk sawah di sekitarnya yang terkena hama tikus.
Sumaji mengatakan, ia bersama petani di sekitar lahannya sudah bingung menanggulangi hama tikus itu. Mereka tak punya alat maupun metode untuk mencegahnya.
Ia pernah mengupayakan dengan memberikan obat tikus di sekitar sawahnya. Tetapi, usahanya itu gagal karena tidak berpengaruh sedikit pun.
’’Kalau di dukuh sebelah itu mereka terkena hama tikus tapi punya alat untuk menanggulanginya. Mereka menggunakan jebakan listrik untuk membunuh tikus-tikus itu,’’ ujarnya.
Ia mengaku tidak menggunakan jebakan karena tidak memilikinya. Biaya untuk membeli alat jebakan itu baginya sangatlah mahal, belum lagi biaya lainnya.
’’Kerugian yang dialami ya sekitar Rp 10 juta. Biaya tanamnya mahal karena menggunakan pompa yang butuh bahan bakar setiap harinya,’’ terangnya.
Sumaji hanya bisa pasrah atas kegagalan panen yang dialaminya. Ia tidak bisa menuntut kepada siapa pun karena hal ini.
’’Menerima saja, ini datang dari alam, tidak ada yang bisa dituntut dan buat apa menuntut. Bukan rejekinya. Semoga kedepan bisa mendapat hasil yang lebih memuaskan,’’ pungkasnya.
Editor: Zulkifli Fahmi