Kepala bidang perikanan Dispertan Kudus, Muhamad Isnuroso mengatakan, hingga September 2024 produksi perikanan budidaya masih 1.654 ton. Artinya masih kurang dari target yang ditentukan.
’’Masih kurang tapi kita yakin di akhir tahun bisa memenuhi target,’’ ujarnya kepada Murianews.com, Jumat (22/11/2024).
Ia menyatakan produksi perikanan budidaya menurun sejauh ini. Pada triwulan pertama hasilnya 592,95 ton.
Lalu pada triwulan kedua, produksinya kembali menurun menjadi 580,56 ton. Memasuki triwulan ketiga, produksi kembali menurun menjadi 480,95 ton.
’’Beberapa persoalan yang masih terjadi di Kudus terkait perikanan. Banyak indukan yang perlu diremajakan. Jadi, bibitnya masih minim,’’ ujarnya.
Ia mengutarakan, seharusnya indukan di Kudus sudah mulai diremajakan. Balai pembibitan ikan harusnya sudah mulai menambah indukan.
Sejauh ini, pembibitan dibantu unit pembibitan rakyat (UPR). Setiap kecamatan sudah memiliki satu UPR.
Murianews, Kudus – Produksi perikanan di Kudus, Jawa Tengah pada tahun ini belum mencapai target. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dispertan) bidang perikanan menargetkan tahun ini 2.200 ton.
Kepala bidang perikanan Dispertan Kudus, Muhamad Isnuroso mengatakan, hingga September 2024 produksi perikanan budidaya masih 1.654 ton. Artinya masih kurang dari target yang ditentukan.
’’Masih kurang tapi kita yakin di akhir tahun bisa memenuhi target,’’ ujarnya kepada Murianews.com, Jumat (22/11/2024).
Ia menyatakan produksi perikanan budidaya menurun sejauh ini. Pada triwulan pertama hasilnya 592,95 ton.
Lalu pada triwulan kedua, produksinya kembali menurun menjadi 580,56 ton. Memasuki triwulan ketiga, produksi kembali menurun menjadi 480,95 ton.
’’Beberapa persoalan yang masih terjadi di Kudus terkait perikanan. Banyak indukan yang perlu diremajakan. Jadi, bibitnya masih minim,’’ ujarnya.
Ia mengutarakan, seharusnya indukan di Kudus sudah mulai diremajakan. Balai pembibitan ikan harusnya sudah mulai menambah indukan.
Sejauh ini, pembibitan dibantu unit pembibitan rakyat (UPR). Setiap kecamatan sudah memiliki satu UPR.
Penyuluh Perikanan Kurang...
’’Meski demikian belum bisa menyuplai keseluruhan di Kudus. Beberapa mengambil dari luar kota. Setiap UPR juga perlu memiliki sertifikat pembenihan,’’ terangnya.
Selain masalah itu, penyuluh di Kudus juga masih kurang. Saat ini baru tersedia 5 penyuluh perikanan. Menurutnya, penyuluh perikanan seharusnya setiap kecamatan satu orang.
Masalah cuaca juga turut mempengaruhi proses pembudidayaan. Cuaca yang tidak menenti bisa membuat hasilnya panen menurun.
’’Kemarin sempat cuaca gonta-ganti, ikannya jadi banyak yang mati karena tidak betah,’’ sebutnya.
Namun, pihaknya mengupayakan setiap kelompok pembudidaya harus mandiri. Setiap kelompok diusahakan memiliki satu orang yang paham tetang perikanan.
Ia berharap, ke depannya budidaya ikan harus lebih meningkat. Sebab hal ini sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan di Kudus.
’’Ini untuk menjaga kualitas dan kuantitas hasil produksi. Misal ada kesulitan maka bisa diatasi langsung,’’ jelasnya.
Editor: Zulkifli Fahmi