Peristiwa ini menimbulkan ketakutan dan kerugian bagi masyarakat setempat. Terlebih ada rumah dan sekolah yang turut rusak akibat kericuhan tersebut.
Kepala Desa Ngembal Kulon, Moh Khanafi mengatakan, banyak warga mengalami trauma psikologis akibat insiden ini. Beberapa rumah warga dan fasilitas umum, termasuk MI Bahrul Ulum, mengalami kerusakan.
”Selain dampak fisik, kejadian ini juga memengaruhi psikis warga. Mereka terkejut dan khawatir, apalagi ini bukan kali pertama terjadi. Pada tahun 2022, kejadian serupa bahkan lebih parah,” ungkap Khanafi, Senin (2/12/2024).
Khanafi menegaskan pentingnya tindakan dari berbagai pihak, termasuk kepolisian, klub sepak bola, dan kelompok suporter.
Selain itu, ia meminta pihak klub yang bersangkutan untuk mengevaluasi tindakan suporternya dan bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan.
”Kami meminta klub dan oknum yang terlibat bertanggung jawab, terutama atas kerusakan rumah warga dan fasilitas di MI Bahrul Ulum,” tegasnya.
Murianews, Kudus – Pemerintah Desa (Pemdes) Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, menuntut tanggung jawab dari oknum suporter sepak bola dan pihak klub atas kerusakan yang terjadi akibat kericuhan di wilayah tersebut pada Minggu (1/12/2024).
Peristiwa ini menimbulkan ketakutan dan kerugian bagi masyarakat setempat. Terlebih ada rumah dan sekolah yang turut rusak akibat kericuhan tersebut.
Kepala Desa Ngembal Kulon, Moh Khanafi mengatakan, banyak warga mengalami trauma psikologis akibat insiden ini. Beberapa rumah warga dan fasilitas umum, termasuk MI Bahrul Ulum, mengalami kerusakan.
”Selain dampak fisik, kejadian ini juga memengaruhi psikis warga. Mereka terkejut dan khawatir, apalagi ini bukan kali pertama terjadi. Pada tahun 2022, kejadian serupa bahkan lebih parah,” ungkap Khanafi, Senin (2/12/2024).
Khanafi menegaskan pentingnya tindakan dari berbagai pihak, termasuk kepolisian, klub sepak bola, dan kelompok suporter.
Ia mendorong Polres Kudus untuk mengusut tuntas kasus ini, terutama karena sudah ada korban kekerasan dari insiden tersebut.
Selain itu, ia meminta pihak klub yang bersangkutan untuk mengevaluasi tindakan suporternya dan bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan.
”Kami meminta klub dan oknum yang terlibat bertanggung jawab, terutama atas kerusakan rumah warga dan fasilitas di MI Bahrul Ulum,” tegasnya.
Edukasi untuk suporter...
Sebagai langkah pencegahan, Khanafi mengusulkan agar jalur perjalanan suporter yang melintas di wilayah Kudus, terutama Desa Ngembal Kulon, dievaluasi. Ia berharap ke depannya jalur suporter dialihkan untuk menghindari kejadian serupa.
”Kami mohon agar ada jalur lain bagi para suporter baik saat pergi maupun pulang. Jangan dilewatkan sini lagi. Sebab selain perusakan ada juga warga lewat dengan istrinya diteriaki tentu ini menjadi kekecewaan dan kejengkelan pada warga,” terangnya.
Khanafi menekankan pentingnya edukasi bagi para suporter sepak bola. Menurutnya, pengelolaan suporter harus mencakup edukasi hingga tingkat anggota terbawah, agar tidak ada lagi tindakan fanatisme berlebihan yang merugikan pihak lain.
”Edukasi itu tidak hanya berhenti di tingkat pengurus tapi hingga ke tingkat paling bawah. Ini persoalan orang yang fanatik terlalu berlebih jadi perlu diedukasi agar tidak melakukan tindakan di luar batas mendukung timnya,” pungkasnya.
Editor: Cholis Anwar