Inflasi ini terutama didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas pangan, terutama bawang merah yang menjadi penyumbang inflasi terbesar.
Sementara itu, emas perhiasan dan minyak goreng masing-masing memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,03 persen, serta jeruk sebesar 0,02 persen.
Di sisi lain, terdapat sejumlah komoditas yang mendorong deflasi. Beras menjadi penyumbang deflasi terbesar dengan andil sebesar 0,03 persen, diikuti oleh cabai rawit sebesar 0,02 persen.
Komoditas lain seperti kentang, salak, dan buah naga masing-masing berkontribusi sebesar 0,01 persen terhadap deflasi.
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menyumbang inflasi sebesar 0,62 persen, diikuti oleh penyedia makanan dan minuman (restoran) sebesar 0,28 persen.
Murianews, Kudus – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus melaporkan jika Kota Kretek mengalami inflasi sebesar 0,35 persen pada November 2024.
Inflasi ini terutama didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas pangan, terutama bawang merah yang menjadi penyumbang inflasi terbesar.
Kepala BPS Kudus Eko Suharto mengatakan, bawang merah mencatat andil inflasi sebesar 0,14 persen, diikuti oleh tomat dengan andil 0,05 persen.
Sementara itu, emas perhiasan dan minyak goreng masing-masing memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,03 persen, serta jeruk sebesar 0,02 persen.
Di sisi lain, terdapat sejumlah komoditas yang mendorong deflasi. Beras menjadi penyumbang deflasi terbesar dengan andil sebesar 0,03 persen, diikuti oleh cabai rawit sebesar 0,02 persen.
Komoditas lain seperti kentang, salak, dan buah naga masing-masing berkontribusi sebesar 0,01 persen terhadap deflasi.
”Untuk kelompok pengeluaran yang mendukung inflasi paling besar di sektor makanan, minuman, dan tembakau dengan angka inflasi 0,89 persen,” ujar Eko, Rabu (4/12/2024).
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menyumbang inflasi sebesar 0,62 persen, diikuti oleh penyedia makanan dan minuman (restoran) sebesar 0,28 persen.
Penyumbang inflasi...
Selain itu, inflasi juga terjadi pada sektor kesehatan sebesar 0,20 persen serta kebutuhan rumah tangga rutin sebesar 0,19 persen.
”Kalau dilihat secara tahun ke tahun (year-on-year/yoy), Kudus mengalami inflasi 1,26 persen. Komoditas paling besar menyumbang inflasi adalah emas perhiasan yakni 0,19 persen,” terangnya.
Secara tahunan, emas perhiasan menjadi komoditas dengan andil inflasi tertinggi sebesar 0,19 persen, diikuti minyak goreng sebesar 0,16 persen, serta sigaret kretek mesin sebesar 0,14 persen.
Komoditas lainnya, seperti sekolah dasar dan bawang merah, masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,11 persen.
”Pada bulan November 2024 , indeks harga konsumen (IKH) sebesar 106,45. Dalam cakupan IHK itu, Kabupaten Kudus mengalami inflasi lebih tinggi dari Jawa Tengah secara keseluruhan,” ujarnya.
Data BPS Kudus, rata-rata inflasi Jawa Tengah sesuai cakupan IHK yakni 0,26 persen. Artinya lebih rendah dari pada inflasi yang terjadi di Kudus.
Editor: Cholis Anwar