Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Pergaulan remaja Kudus, Jawa Tengah dinilai sudah masuk tahap memprihatinkan. Hal ini berkaca dari banyaknya remaja yang hamil duluan akibat pergaulan bebas.

Pernyataan tersebut diungkapkan Qamarudin, Panitera Muda Pengadilan Agama Kudus kepada Murianews.com, Rabu (8/1/2025).

Qomarudin menjelaskan, penilaian itu muncul dari banyaknya remaja yang mengajukan dispensasi nikah. Hingga akhir tahun 2024 kemarin, total dispensasi nikah 198 kali.

Sebagian besar karena hamil di luar nikah yang bermula dari pergaulan bebas.

”Dalam beberapa kasus, ada anak SMP sudah berani menyewa kos-kosan per jam untuk melakukan berhubungan dengan pacarnya. Ini sudah memprihatinkan,” katanya.

Menurutnya, aksi ini sudah di luar batas kewajaran anak seusia remaja. Pergaulan bebas telah merusak moralitas anak yang berdampak pada masa depannya.

Perlu ada kontrol dan pengawasan ketat bagi para remaja saat ini. Akan tetapi banyak pihak yang lupa dan luput atas perannya masing-masing.

”Orang tua sangat berperan besar sebagai sosok yang bisa menjadi pengawas. Namun saat ini mereka kadang luput. Banyak orang tua yang sibuk bekerja sehingga lupa untuk mengawasi tingkah anaknya sehingga kecolongan,” terangnya.

Butuh Peran Bersama... %NEW_PAGE#

Selain itu, peran tokoh masyarakat sebagai kontrol sosial sangat dibutuhkan. Tokoh masyarakat dapat menjadi pengarah dan penjaga moralitas anak muda dengan pengaruhnya.

Tidak berhenti disitu, keterlibatan tokoh agama sebagai pendakwah kerap kali berada di luar jangkauan. Padahal pendakwah sudah sepatutnya memberikan pencerahan dan pemahaman terkait tindakan yang baik dan benar.

”Peran mereka kini seakan meredup padahal dulu ketika ada anak boncengan atau pacaran hingga larut malam pasti digeruduk warga, kini sudah tidak ada,” terangnya.

Ia menilai persoalan ini harus segera diatasi agar tidak menambah buruk keadaan. Maraknya pergaulan bebas ini menjadi pengingat bagi setiap pihak untuk bersinergi  memberikan perannya masing-masing sebagai upaya mencegah hal buruk terjadi.

”Kita tentu tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Harus ada sinergi yang bagus antar seluruh pihak, ini demi masa depan anak dan bangsa,” tutupnya.

Editor: Supriyadi

 

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler