Kaur Kesra Desa Setrokalangan Sentiko menjelaskan, saat sosialisasi awal, ada kesepakatan jika proyek tidak akan membongkar punden atau makam di kawasan tanggul, membuat warga sempat lega.
Namun seiring berjalannya proyek, pengerukan tanah dan penguatan tanggul ternyata mengenai area pemakaman, sehingga membahayakan makam tersebut.
”Kami akhirnya mengelar musyawarah untuk memindahkan area pemakaman ke pinggir desa agar lebih aman dan juga proyek nasional tersebut bisa berjalan dengan baik,” ujar Sentiko, Senin (29/9/2025).
Warga yang memiliki kerabat di makam tersebut, kata dia, juga menyepakati pemindahan. Sentiko menambahkan biaya untuk proses upokoro (perawatan jenazah) mulai dari membongkar, mengganti kain kafan, hingga menguburkan kembali, disepakati sebesar Rp 300.000 per satu kerangka.
Murianews, Kudus – Proyek nasional normalisasi Sungai Wulan, yang melintasi Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengalami sedikit kendala. Proyek tersebut terhalang keberadaan pemakaman umum milik warga Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu.
Di Desa Setrokalangan, khususnya Dukuh Karangturi, pemakaman warga memang berada persis di pinggir tanggul.
Kaur Kesra Desa Setrokalangan Sentiko menjelaskan, saat sosialisasi awal, ada kesepakatan jika proyek tidak akan membongkar punden atau makam di kawasan tanggul, membuat warga sempat lega.
Namun seiring berjalannya proyek, pengerukan tanah dan penguatan tanggul ternyata mengenai area pemakaman, sehingga membahayakan makam tersebut.
”Kami akhirnya mengelar musyawarah untuk memindahkan area pemakaman ke pinggir desa agar lebih aman dan juga proyek nasional tersebut bisa berjalan dengan baik,” ujar Sentiko, Senin (29/9/2025).
Warga yang memiliki kerabat di makam tersebut, kata dia, juga menyepakati pemindahan. Sentiko menambahkan biaya untuk proses upokoro (perawatan jenazah) mulai dari membongkar, mengganti kain kafan, hingga menguburkan kembali, disepakati sebesar Rp 300.000 per satu kerangka.
Proses pemindahan...
Proses pemindahan (bedhol makam) yang melibatkan ratusan jenazah ini direncanakan akan dimulai secara bertahap pada 31 Oktober 2025.
Salah satu warga asli Dukuh Karangturi Mukhtar mengungkapkan pemakaman itu sudah ada sejak zaman Belanda. Dahulu, aliran Sungai Wulan belum selebar sekarang, sehingga makam berada jauh dari sungai.
Karena kini kondisinya kini sulit diakses dan terancam proyek, ia menganggap wajar jika makam dipindahkan ke lokasi yang lebih dekat dengan pemukiman warga. Rencana pemindahan makam ini masih terus dikoordinasikan dengan berbagai pihak terkait.
”Namun, saat penjajahan Belanda, Sungai Wulan dilebarkan hingga membelah Kudus dan Demak cukup luas. Makanya pemakaman itu berada di pinggir tanggul dengan jalan yang sulit dilalui karena berlumpur,” kisah Mukhtar.