Emak-Emak Blora Bersemangat Mengelola Sampah
Nathan
Sabtu, 7 September 2024 14:27:00
Murianews, Blora – Emak-emak Blora di wilayah RT 01 RW 04 Perumda, Kunden, Blora, Jawa Tengah bersemangat mengelola sampah. Mereka mengumpulkan sampah rumah tangga untuk ditabung di bank sampah.
Inisiatif mengelola sampah dilakukan emak-emak Blora, dan bisa membantu perekonomian keluarga. Kegiatan ini berawal dari ngobrol santai saat arisan RT, hingga memunculkan kesepakatan untuk membuat bank sampah.
Mereka mulai mengumpulkan dan memilah sampah rumah tangga masing-masing. Seperti kertas duplex, kardus, botol mineral, botol sirup, plastik, dan gelas plastik. Selanjutnya dikelola menjadi sumber penghasilan bagi mereka.
Wuryaningsih, istri ketua RT 01 RW 04, menjelaskan, Emak-Emak Blora di wilayahnya, bekerja sama dengan BSI (Bank Sampah Induk) milik Dinas Lingkungan Hidup Blora. Setiap dua minggu sekali, petugas BSI akan mengambil sampah yang sudah dikumpulkan emak-emak Blora ini.
Setelah pengambilan, bendahara mencatat hasil penjualan sampah tersebut. Harapannya, hasilnya cukup lumayan karena bisa digunakan untuk iuran bulanan RT atau kebutuhan rekreasi.
“Alhamdulilah, kegiatan bank sampah di wilayah kami bisa berjalan. Hasilnya lumayan. Setidakya untuk iuran RT atau rekreasi kecil-kecilan tidak perlu minta suami,” ujar Wuryaningsih, Sabtu (7/9/2024).
Sementara itu, Agil Rendra, salah seorang petugas BSI Blora, menyatakan sudah ada sekitar 60 RT yang bekerja sama dengan BSI. Sampah-sampah tersebut dikelola di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Temurejo, Blora.
"Ada yang kita proses untuk bahan recycel, di TPA. Sudah ada puluhan RT yang bekerjasama dengan kami" ujar Rendra.
Kegiatan Bank Sampah yang dilakukan emak-emak Blora ini, tidak hanya membantu lingkungan, Tetapi juga memberdayakan emak-emak Blora untuk memberikan kontribusi terhadap perekonomian keluarga.
Subkoordinator Pengelolaan Sampah DLH Blora, Lindung Arum Setiawan menerangkan, ada sekitar 30 ton sampah dihasilkan setiap harinya oleh masyarakat Blora. Khususnya sampah yang berasal dari rumah tangga.
“Jika kesadaran akan kebersihan dan pengelolaan sampah sudah baik, tentu nantinya volume sampah akan bisa berkurang,” tutur Lindung.
Lindung menambahkan gerakan pilah sampah seperti yang dilakukan Emak-emak Blora harus digencarkan untuk membangun kesadaran masyarakat. Masyarakat harus ikut memilah sampah rumah tangga masing-masing.
Sampah yang bisa didaur ulang bisa dipilah oleh masyarakat, lalu dikumpulkan ke bank-bank sampah. Dengan begitu, sampah bernilai ekonomi seperti botol plastik, kardus dan lain-lain bisa dijual.
"Kegiatan yang dilakukan emak-emak Blora ini tentunya kami sangat mengapresiasi, semoga keberadaan Bank Sampah ini terus berkelanjutan dan mampu membawa dampak positif," pungkasnya.
Hingga saat ini DLH Blora terus berkomitmen untuk terus mendorong dan siap mendampingi terbentuknya bank sampah di seluruh OPD, Sekolah, Kecamatan dan juga Kelurahan/Desa. Karena menjadii salah satu alternatif dalam pengelolaan sampah langsung dari sumbernya.
Editor: Budi Santoso
Murianews, Blora – Emak-emak Blora di wilayah RT 01 RW 04 Perumda, Kunden, Blora, Jawa Tengah bersemangat mengelola sampah. Mereka mengumpulkan sampah rumah tangga untuk ditabung di bank sampah.
Inisiatif mengelola sampah dilakukan emak-emak Blora, dan bisa membantu perekonomian keluarga. Kegiatan ini berawal dari ngobrol santai saat arisan RT, hingga memunculkan kesepakatan untuk membuat bank sampah.
Mereka mulai mengumpulkan dan memilah sampah rumah tangga masing-masing. Seperti kertas duplex, kardus, botol mineral, botol sirup, plastik, dan gelas plastik. Selanjutnya dikelola menjadi sumber penghasilan bagi mereka.
Wuryaningsih, istri ketua RT 01 RW 04, menjelaskan, Emak-Emak Blora di wilayahnya, bekerja sama dengan BSI (Bank Sampah Induk) milik Dinas Lingkungan Hidup Blora. Setiap dua minggu sekali, petugas BSI akan mengambil sampah yang sudah dikumpulkan emak-emak Blora ini.
Setelah pengambilan, bendahara mencatat hasil penjualan sampah tersebut. Harapannya, hasilnya cukup lumayan karena bisa digunakan untuk iuran bulanan RT atau kebutuhan rekreasi.
“Alhamdulilah, kegiatan bank sampah di wilayah kami bisa berjalan. Hasilnya lumayan. Setidakya untuk iuran RT atau rekreasi kecil-kecilan tidak perlu minta suami,” ujar Wuryaningsih, Sabtu (7/9/2024).
Sementara itu, Agil Rendra, salah seorang petugas BSI Blora, menyatakan sudah ada sekitar 60 RT yang bekerja sama dengan BSI. Sampah-sampah tersebut dikelola di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Temurejo, Blora.
"Ada yang kita proses untuk bahan recycel, di TPA. Sudah ada puluhan RT yang bekerjasama dengan kami" ujar Rendra.
Kegiatan Bank Sampah yang dilakukan emak-emak Blora ini, tidak hanya membantu lingkungan, Tetapi juga memberdayakan emak-emak Blora untuk memberikan kontribusi terhadap perekonomian keluarga.
Subkoordinator Pengelolaan Sampah DLH Blora, Lindung Arum Setiawan menerangkan, ada sekitar 30 ton sampah dihasilkan setiap harinya oleh masyarakat Blora. Khususnya sampah yang berasal dari rumah tangga.
“Jika kesadaran akan kebersihan dan pengelolaan sampah sudah baik, tentu nantinya volume sampah akan bisa berkurang,” tutur Lindung.
Lindung menambahkan gerakan pilah sampah seperti yang dilakukan Emak-emak Blora harus digencarkan untuk membangun kesadaran masyarakat. Masyarakat harus ikut memilah sampah rumah tangga masing-masing.
Sampah yang bisa didaur ulang bisa dipilah oleh masyarakat, lalu dikumpulkan ke bank-bank sampah. Dengan begitu, sampah bernilai ekonomi seperti botol plastik, kardus dan lain-lain bisa dijual.
"Kegiatan yang dilakukan emak-emak Blora ini tentunya kami sangat mengapresiasi, semoga keberadaan Bank Sampah ini terus berkelanjutan dan mampu membawa dampak positif," pungkasnya.
Hingga saat ini DLH Blora terus berkomitmen untuk terus mendorong dan siap mendampingi terbentuknya bank sampah di seluruh OPD, Sekolah, Kecamatan dan juga Kelurahan/Desa. Karena menjadii salah satu alternatif dalam pengelolaan sampah langsung dari sumbernya.
Editor: Budi Santoso