Sekolah tersebut dikenal sebagai sekolah perempuan zaman penjajahan. Sekolah ini sudah didirikan pada tahun 1911 dan masih eksis hingga hari ini.
Dari pantauan lapangan, para siswa tampak menggelar pawai. Mereka dengan mengenakan pakaian adat hingga kebaya berjalan beriringan.
Ssiwa perempuan memakai kebaya. Sementara siswa laki-laki memakai pakaian Samin yang merupakan pakaian adat Blora.
Para pelajar berkeliling dengan suka cita diiringi drumband hingga membawa poster-poster bergambar Kartini.
Mereka bahkan juga ikut bergabung dengan para siswa sekolah lain yang juga melakukan aksi serupa. Di antaranya dari siswa SDN 2 Kunden.
Kepala Sekolah SDN 1 Kunden Yani menjelaskan, jika sekolah tersebut dulunya sekolah wanita di Blora yang didirikan pada tahun 1911.
”Saat itu, guru perempuan. Siswa perempuan,” katanya, (21/4/2025).
Murianews Blora – Siswa SDN 1 Kunden, Blora, Jawa Tengah, ikut memperingati Hari Kartini ke-146, Senin (21/4/2025).
Sekolah tersebut dikenal sebagai sekolah perempuan zaman penjajahan. Sekolah ini sudah didirikan pada tahun 1911 dan masih eksis hingga hari ini.
Dari pantauan lapangan, para siswa tampak menggelar pawai. Mereka dengan mengenakan pakaian adat hingga kebaya berjalan beriringan.
Ssiwa perempuan memakai kebaya. Sementara siswa laki-laki memakai pakaian Samin yang merupakan pakaian adat Blora.
Para pelajar berkeliling dengan suka cita diiringi drumband hingga membawa poster-poster bergambar Kartini.
Mereka bahkan juga ikut bergabung dengan para siswa sekolah lain yang juga melakukan aksi serupa. Di antaranya dari siswa SDN 2 Kunden.
Kepala Sekolah SDN 1 Kunden Yani menjelaskan, jika sekolah tersebut dulunya sekolah wanita di Blora yang didirikan pada tahun 1911.
”Saat itu, guru perempuan. Siswa perempuan,” katanya, (21/4/2025).
Jadi Sekolah Negeri...
Menurut Yani, dalam perkembangannya, pada 1983 berubah jadi sekolah negeri. Guru-guru dan siswa pun mengalami perubahan.
”Akhirnya siswa dan gurunya ada laki-laki dan perempuan,” imbuhnya.
Dari latar belakang sejarah kuat itu, perayaan hari Kartini selalu dirayakan. Untuk tahun ini dilakukan dengan pawai dan beragam kegiatan lainnya.
Menurutnya kegiatan itu sekaligus jadi bentuk eksistensi untuk mengabarkan ke masyarakat bahwa ada tokoh perempuan bernama Kartini yang telah berjuang semasa zaman penjajahan. Khususnya, dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.
”Selain pawai, kami ada fashion show. Lomba-lomba dan kegiatan pendidikan lain,” tambahnya.
Menurutnya, beragam kegiatan itu sebagai bentuk penanaman kepada siswa atas nilai-nilai perjuangan emansipasi perempuan yang telah dilakukan Kartini.
Editor: Dani Agus