Rabu, 19 November 2025

Murianews, Grobogan – Dua alat berat di Tempat Pembuangan Akhir atau TPA sampah di Desa Ngembak, Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah sudah setahun belakangan tak beroperasi. Dua alat berat jenis buldoser itu pun mangkrak di kompleks TPA tersebut.

Menurut Koordinator TPA Ngembak Susanto Rimba, kerusakan dua alat berat itu sudah sejak dua tahun lalu. Dia mengatakan, rusaknnya dua alat berat itu membuat pengelolaan sampah di TPA menjadi kurang optimal.

”Satu tahunan (rusaknya). Ya (kurang optimal, pengelolaannya). Kalau ada buldosernya, sampah tidak kayak gitu. Bisa tertata rapi,” katanya, Rabu (29/5/2024).

Rimba menyatakan, karena alat yang tersedia hanya escavator, proses perapian sampah pun memaka waktu lebih lama. Berbeda ketika setidaknya ada satu buldoser yang beroperasi.

”Kalau buldosernya ada, kerjanya jadi lebih ringan. Selama ini escavatornya kayak kerja rodi, kerja tanpa henti,” imbuhnya.

Meski sudah rusak sekitar setahun, namun Rimba mengaku tak mengetahui apakah dua alat berat itu diperbaiki atau diganti dalam waktu dekat. Dia juga mengaku tak mengetahui terkait isu yang menyatakan dua alat berat itu masih diklaimkan solar kendati tak beroperasi.

”Kalau itu saya tidak tahu. Perbaikan-perbaikan itu juga tidak tahu, anggaran-anggaran itu urusan sana (Dinas Lingkungan Hidup Grobogan, red),” terangnya.

Rimba menyatakan, satu dari dua alat berat yang rusak itu sudah dipakai sangat lama, bahkan sejak ada TPA Ngembak. Sedangkan, satu lagi merupakan pemberian hibah dari pemerintah pusat beberapa tahun lalu.

”Yang satu itu kan sejak TPA Ngembak ada, sekitar tahun 1995. Kalau yang satu lagi itu bantuan dari pusat, sekitar tahun 2016,” imbuhnya.

Sementara itu, menurut Asih Anggonowati, pencatat timbangan di TPA Ngembak, dalam sehari diperkirakan ada 70 ton sampah yang diangkut ke TPA. Sehingga, dalam sebulan diperkirakan ada 2.100 ton sampah yang masuk ke TPA.

”Kalau sehari ya kira-kira 70 ton,” katanya.

Editor: Dani Agus

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler