Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus terlihat menggunung, Senin (20/5/2024). Hal ini dikarenakan alat berat yang tersedia sudah berumur dan sering rusak.

Kepala UPT TPA Tanjungrejo Eko Witiarso menyebutkan gunungan sampah itu meninggi karena belum dirapikan. Alat berat yang tersedia kurang dan kondisinya sudah tidak mumpuni.

”Itu meninggi karena belum dilandaikan dengan alat berat. Kita saat ini hanya punya dua alat berat, keduanyapun kondisinya sudah tua dan sering rusak,” katanya pada Murianews.com, Senin (20/5/2024).

Eko menjelaskan penambahan volume sampah di Kudus semakin pesat. Hal tersebut dibarengi dengan bertambahnya jumlah penduduk.

”Satu hari TPA ini menerima paling tidak 100 ton lebih sampah, apalagi jika sedang ada acara tertentu seperti dandangan. Penerimaan sampah saat ada acara tertentu bisa mencapai 200 ton,” ujarnya.

Namun, seiring dengan pertambahan volume sampah, TPA Tanjungrejo tidak memiliki alat yang memadai. Alhasil sering kali terjadi antrean masuk karena sampah di lokasi belum bisa ditata.

”Pernah gunungan sampahnya itu mencapai 3-5 meter karena terlambat meratakannya,” jelasnya.

Eko mengungkapkan seharusnya ada penambahan alat berat untuk megantisipasi kejadian tersebut. TPA Tanjungrejo idealnya memiliki empat alat berat agar bisa maksimal dalam proses pengolahan.

”Seharusnya ada empat alat berat supaya bisa bergantian jika ada yang rusak. Namun, pengadaan alat berat baru bukan kebijakan dari kami. Hal tersebut merupakan kebijakan dari Pemerintah Daerah jadi kami hanya bisa menunggu,” terangnya.

Selama menghadapai kendala ini, UPT TPA Tanjungrejo meminjam alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kudus. Jadi mereka meminjam itu untuk menggantikan dua alat berat yang sedang rusak.

”Jika keduanya rusak kami pinjam alat berat dari Dinas PUPR,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Raspani (54), petugas lapangan TPA Tanjungrejo. Ia menyatakan dua alat yang digunakan saat ini tidak layak secara kemampuan.

”Dua alat berat itu sudah tidak layak jadi ketika digunakan kurang cepat. Saat berada di tengah-tengah sampah kadang macet,”ungkapnya.

Ia mengungkapkan saat meminjam alat dari Dinas PUPR menyedot alokasi yang besar. Dengan demikian beberapa tenaga petugas kurang terpenuhi upahnya.

Editor: Supriyadi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler