Tagline Secret of Java Mencuat Jadi Branding Grobogan
Saiful Anwar
Kamis, 20 Juni 2024 18:45:00
Murianews, Grobogan – Tagline ”Secret of Java” diusulkan menjadi branding Grobogan dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Bappeda Grobogan di gedung lantai 3 Mal Pelayanan Publik (MPP) Grobogan, Kamis (20/6/2024). FDG ini mengambil tema ”Branding Grobogan dalam Perspektif Perekonomian Daerah”.
Usulan tagline atau slogan itu disampaikan Ketua Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Grobogan Nugroho Adi Kuncoro. Nugroho memaparkan, Grobogan menyimpan banyak hal yang tersembunyi yang tidak dimiliki daerah-daerah lain. Dari situlah, menurutnya, tagline “Secret of Java” cocok untuk disandangkan pada Grobogan.
”Misalnya Stasiun Tanggung di Tanggungharjo, itu kan yang pertama di Indonesia,” katanya.
Untuk kuliner, dia menyontohkan ayam pencok hingga garam darat yang juga bisa dibranding tersendiri. Menurutnya, branding sebuah daerah bertujuan untuk bisa mendatangkan wisatawan. Sehingga, city branding yang dipilih mestilah dapat menarik minat seseorang untuk datang ke Grobogan.
Sementara itu, untuk logo, yang terpenting logo tersebut cocok untuk dimasukkan dalam produk-produk yang dibuat oleh pelaku usaha. Menurutnya, logo yang dipilih seyogyanya disemarakkan dengan pemasangan di produk-produk yang dibuat oleh pelaku usaha.
”Intinya, kalau kita berbicara ekonomi, apakah logo yang dipilih Pemkab nantinya bisa dimasukkan ke dalam produk-produk kami. Misalnya itu logo burung, apakah cocok dengan produk-produk kami,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Grobogan Suryati Icek Baskoro mengusulkan agar menggunakan logo milik pemenang dalam sayembara yang digelar Disporabudpar Grobogan tahun lalu, yakni ”Grobogan The Amazing of Java”. Menurutnya, tagline itu sudah cukup mewakili kondisi Grobogan.
”Grobogan ini punya Bledug Kuwu dan Api Abadi Mrapen yang apabila dikembangkan bisa menjadi wisata yang luar biasa. Jadi, ‘The Amazing of Java’ bisa mewakili,” ujarnya.
Kepala Bappeda Grobogan Afi Wildani menekankan bahwa para pengusul tagline agar tidak gontok-gontokkan usulan tagline-nya yang akan dipakai. Dia meminta agar semua pihak lapang dada apabila nantinya yang dipilih tidak sesuai yang diusulkannya.
”Yang paling penting itu jangan ‘pokoke’ usulan harus diterima. Jadi, kita mencari yang terbaik, yang bisa disepakati semua pihak. Meskipun sulit, bahkan tidak mungkin, tetapi yang terpenting kita sudah melalui semua proses untuk mencapai kesepakatan final,” ujarnya.
Afi sendiri mencatat, ada beberapa usulan dari hasil dua FGD yang digelarnya. Antara lain yakni Grobogan The Secret of Java, Grobogan The Amazing of Java, Grobogan Bumi Pepali, Grobogan Bumi Pajale (padi, jagung, kedelai), dan Grobogan Bumi Ageng.
Untuk diketahui, FGD ini juga menghadirkan Dr Mulyoto dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Dia memberikan paparan mengenai pembangunan daerah yang meliputi pendapatan masyarakat, pemerataan kesempatan kerja, lapangan berusaha, hingga daya saing daerah.
Selain itu, panitia juga turut mengundang para pelaku ekonomi mulai perhotelan, perbankan, asosiasi UMKM, Dekopinda, asosiasi pengusaha, dan sejumlah unsur lainnya.
Editor: Dani Agus
Murianews, Grobogan – Tagline ”Secret of Java” diusulkan menjadi branding Grobogan dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Bappeda Grobogan di gedung lantai 3 Mal Pelayanan Publik (MPP) Grobogan, Kamis (20/6/2024). FDG ini mengambil tema ”Branding Grobogan dalam Perspektif Perekonomian Daerah”.
Usulan tagline atau slogan itu disampaikan Ketua Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Grobogan Nugroho Adi Kuncoro. Nugroho memaparkan, Grobogan menyimpan banyak hal yang tersembunyi yang tidak dimiliki daerah-daerah lain. Dari situlah, menurutnya, tagline “Secret of Java” cocok untuk disandangkan pada Grobogan.
”Misalnya Stasiun Tanggung di Tanggungharjo, itu kan yang pertama di Indonesia,” katanya.
Untuk kuliner, dia menyontohkan ayam pencok hingga garam darat yang juga bisa dibranding tersendiri. Menurutnya, branding sebuah daerah bertujuan untuk bisa mendatangkan wisatawan. Sehingga, city branding yang dipilih mestilah dapat menarik minat seseorang untuk datang ke Grobogan.
Sementara itu, untuk logo, yang terpenting logo tersebut cocok untuk dimasukkan dalam produk-produk yang dibuat oleh pelaku usaha. Menurutnya, logo yang dipilih seyogyanya disemarakkan dengan pemasangan di produk-produk yang dibuat oleh pelaku usaha.
”Intinya, kalau kita berbicara ekonomi, apakah logo yang dipilih Pemkab nantinya bisa dimasukkan ke dalam produk-produk kami. Misalnya itu logo burung, apakah cocok dengan produk-produk kami,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Grobogan Suryati Icek Baskoro mengusulkan agar menggunakan logo milik pemenang dalam sayembara yang digelar Disporabudpar Grobogan tahun lalu, yakni ”Grobogan The Amazing of Java”. Menurutnya, tagline itu sudah cukup mewakili kondisi Grobogan.
”Grobogan ini punya Bledug Kuwu dan Api Abadi Mrapen yang apabila dikembangkan bisa menjadi wisata yang luar biasa. Jadi, ‘The Amazing of Java’ bisa mewakili,” ujarnya.
Kepala Bappeda Grobogan Afi Wildani menekankan bahwa para pengusul tagline agar tidak gontok-gontokkan usulan tagline-nya yang akan dipakai. Dia meminta agar semua pihak lapang dada apabila nantinya yang dipilih tidak sesuai yang diusulkannya.
”Yang paling penting itu jangan ‘pokoke’ usulan harus diterima. Jadi, kita mencari yang terbaik, yang bisa disepakati semua pihak. Meskipun sulit, bahkan tidak mungkin, tetapi yang terpenting kita sudah melalui semua proses untuk mencapai kesepakatan final,” ujarnya.
Afi sendiri mencatat, ada beberapa usulan dari hasil dua FGD yang digelarnya. Antara lain yakni Grobogan The Secret of Java, Grobogan The Amazing of Java, Grobogan Bumi Pepali, Grobogan Bumi Pajale (padi, jagung, kedelai), dan Grobogan Bumi Ageng.
Untuk diketahui, FGD ini juga menghadirkan Dr Mulyoto dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Dia memberikan paparan mengenai pembangunan daerah yang meliputi pendapatan masyarakat, pemerataan kesempatan kerja, lapangan berusaha, hingga daya saing daerah.
Selain itu, panitia juga turut mengundang para pelaku ekonomi mulai perhotelan, perbankan, asosiasi UMKM, Dekopinda, asosiasi pengusaha, dan sejumlah unsur lainnya.
Editor: Dani Agus