Anang menyebut, lokasi pembangunan SR yang diusulkannya yakni di sebuah desa di Kecamatan Wirosari. Dipilihnya lokasi tersebut karena luas minimal untuk pembangunan SR minimal lima hektare.
”Syaratnya yang ada tanah seluas lima hektare di satu tempat. Sehingga kita usulkan, rencananya tanah kita di Wirosari, di Desa Mojorebo,” ujar Anang.
Menurut Anang, tidak masalah jika SR berada di daerah pinggiran, atau bukan di perkotaan di kawasan Purwodadi. Dijelaskannya, justru dari daerah pinggiran nanti akan menjadi pusat ekonomi baru.
”Tidak apa-apa. Kalau jadi, buka pengembangan baru. Biar pusat-pusat pertumbuhan muncul di pinggir,” katanya.
Lebih lanjut, Anang menjelaskan, dari informasi yang diterimanya, SR nantinya akan menampung anak miskin untuk studi di tiga jenjang, SD, SMP, dan SMA. Nantinya, para siswa juga akan diberikan fasilitas untuk boarding atau menginap seperti pesantren.
”Sesuai dengan informasinya begitu (asrama, red). Ini kan untuk menampung warga miskin, jadi pemerintah mau membebaskan warga miskin,” jelas dia.
Sekda Anang menjelaskan, kebijakan tersebut sepenuhnya dari pemerintah pusat. Karenanya, dirinya pun tidak mengetahui alasan mengapa pemerintah tidak memilih mengembangkan sekolah yang sudah ada.
”Ya ini kebijakan pusat. Tanya Pak Mensos,” kata Anang sembari berseloroh.
Murianews, Grobogan – Pemkab Grobogan, Jawa Tengah juga ikut mengusulkan dibangunnya Sekolah Rakyat (SR) di daerah setempat. Hal itu diungkapkan Sekda Grobogan Anang Armunanto, Selasa (18/3/2025).
Anang menyebut, lokasi pembangunan SR yang diusulkannya yakni di sebuah desa di Kecamatan Wirosari. Dipilihnya lokasi tersebut karena luas minimal untuk pembangunan SR minimal lima hektare.
”Syaratnya yang ada tanah seluas lima hektare di satu tempat. Sehingga kita usulkan, rencananya tanah kita di Wirosari, di Desa Mojorebo,” ujar Anang.
Menurut Anang, tidak masalah jika SR berada di daerah pinggiran, atau bukan di perkotaan di kawasan Purwodadi. Dijelaskannya, justru dari daerah pinggiran nanti akan menjadi pusat ekonomi baru.
”Tidak apa-apa. Kalau jadi, buka pengembangan baru. Biar pusat-pusat pertumbuhan muncul di pinggir,” katanya.
Lebih lanjut, Anang menjelaskan, dari informasi yang diterimanya, SR nantinya akan menampung anak miskin untuk studi di tiga jenjang, SD, SMP, dan SMA. Nantinya, para siswa juga akan diberikan fasilitas untuk boarding atau menginap seperti pesantren.
”Sesuai dengan informasinya begitu (asrama, red). Ini kan untuk menampung warga miskin, jadi pemerintah mau membebaskan warga miskin,” jelas dia.
Sekda Anang menjelaskan, kebijakan tersebut sepenuhnya dari pemerintah pusat. Karenanya, dirinya pun tidak mengetahui alasan mengapa pemerintah tidak memilih mengembangkan sekolah yang sudah ada.
”Ya ini kebijakan pusat. Tanya Pak Mensos,” kata Anang sembari berseloroh.
Tenaga Pendidik...
Dia juga mengaku belum mengetahui terkait tenaga kependidikan yang nantinya bakal direkrut. Namun, idealnya, kata dia, guru tersebut merupakan ASN.
”Programnya SD, SMP, SMA. Tenaga pendidiknya mestinya iya (ASN). Tapi itu domainnya Mensos,” bebernya.
Anang juga mengaku belum mengetahui apakah Grobogan akan dipilih menjadi satu di antara ratusan SR yang akan segera berdiri. Dia mengaku hanya diminta mengusulkan saja untuk lokasi pendirian SR.
”Kalau beritanya kan 100 SR se-Indonesia. Kita tidak tahu apakah satu kabupaten satu SR. Yang penting kita disuruh mengusulkan, kita usulkan,” tandasnya.
Editor: Supriyadi