Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Ulin Nuha akhirnya bernafas lega. Pengabdiannya selama 18 tahun sebagai guru honorer akhirnya diganjar dengan status aparatur sipil negara (ASN). 

Ibu lulusan Universitas Dian Nuswantara (Udinus) Semarang ini menjadi guru sejak tahun 2005 atau usai ia lulus strata pertama (S1). Ia mengabdi di MTsN 3 Pati atau dulu lebih dikenal dengan MTsN Gembong. 

Waktu itu ia digaji hanya sedikit. Hanya ratusan ribu per bulan. Namun hal itu tak membuat Ulin berhenti mengabdi sebagai guru. 

”Sebenarnya ndak cukup. Tapi ngalap berkah saja. Kita di madrasah ikhlas. Rezeki tidak di materi saja,” ujar warga Desa Wonosekar, Kecamatan Gembong ini kepada Murianews.com, Rabu (16/8/2023). 

Meskipun mempunyai gaji yang jauh dari cukup, Ulin tetap mengajar dengan ikhlas. Baginya yang utama adalah mengabdi dan mengajar siswa-siswinya agar menjadi pribadi yang unggul.

”Senang banget akhirnya setelah belasan tahun mengabdi diganjar menjadi ASN. Saya lulus tahun 2005. Menurut saya kita senang saja saat ketemu anak-anak. Gaji ndak terlalu dipikirkan. Niatnya mengabdi,” kata guru yang mengajar TIK ini. 

Ulin diangkat menjadi ASN usai lolos dalam ujian Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Selain Ulin, puluhan honorer Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati lainnya diangkat jadi PPPK pada Selasa kemarin. 

Total ada 86 honorer di lembaga itu diangkat menjadi ASN. Rinciannya, satu ASN penghulu, 26 penyuluh agama Islam, enam penyuluh agama Kristen dan seorang penyuluh agama Katolik. Sementara sisanya merupakan formasi guru mulai dari guru PPKN, IPA hingga guru bimbingan konseling.

Ia pun meluapkan rasa terima kasih kepada Presiden Joko Widodo. Menurutnya, program PPPK membuatnya bisa masuk menjadi ASN. 

”Harapannya, semoga negeri ini damai dan guru semakin sejahtera. Saya terimakasih dengan pak Jokowi ada PPPK. Honorer yang lama ini bisa mengabdi jadi ASN,” pungkas dia. 

Editor: Supriyadi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler