Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Sejumlah narapidana (napi) mempunyai cara tersendiri untuk mengatasi kejenuhan di balik jeruji Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pati. Mereka membuat roti hingga ternak ikan lele agar tetap produktif.

Meskipun berwajah sangar dan bertato, belasan narapidana tak canggung mengolah adonan di ruang dapur Lapas Pati. Mereka tengah disibukkan membuat pesanan roti, Jumat (15/9/2023).

Aktivitas itu sudah terjadi sejak awal Februari 2022 lalu. Belasan warga binaan sebelumnya dilatih agar mempunyai keterampilan. Baik di bidang tata boga, ternak ikan hingga membuat paving blok.

Tak ayal, tangan mereka tak kalah terampil dengan pekerja profesional. Mereka sudah mengantongi sertifikat pelatihan. Beberapa aneka jenis roti pun sudah bisa diproduksi. Di antaranya danish, kompyang, coffee bun dan roti isi pisang cokelat.

”Narapidana memang diwajibkan mengikuti pembinaan sebagai bekal usai menjalani pidana. Sehingga mereka mempunyai bekal dan keahlian saat kembali di masyarakat nanti,” ujar Kepala Lapas Pati Febie Dwi Hartanto.

Puluhan narapidana sudah mendapatkan bekal pelatih. Selain mendapatkan keahlian, mereka juga mendapatkan uang dari hasil kegiatan pembuatan produk Pas_ti SAE itu.

Keuntungan dari penjualan ini dibagi untuk warga binaan yang ikut produksi serta untuk negara atau Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sebanyak 10 persen dari omset penjual digunakan untuk PNBP, 40 persen dikembalikan untuk modal kembali sementara sisanya untuk premi napi serta koperasi Lapas.

Alhamdulillah, kegiatan ini sangat positif dan produktif. Respon dari rekan-rekan warga binaan, pertama bisa membunuh waktu, serta lebih produktif. Sehingga harapannya nanti tidak terjerumus kembali, minimal di sana,” kata salah satu warga binaan, Karji.

Hal ini juga direspon baik masyarakat. Salah satu warga Pati, Narti Ekowati mengaku senang dengan produksi roti buatan warga binaan Lapas Pati. Ia pun berharap kualitas produk Lapas terus dijaga.

”Untuk harganya terjangkau. Aneka roti harganya Rp 3000 per biji. Kalau di pasaran lebih mahal,” kata Narti Ekowati.

 

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler