Rabu, 19 November 2025

Murianew, Pati – Kerusakan Pegunungan Kendeng membuat banjir bandang terus menghantui masyarakat di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng). Apalagi musim hujan baru berlangsung.

Pada Selasa (5/12/2023) sore lalu, banjir bandang menerjang Kecamatan Sukolilo usai hujan terjadi di Pegunungan Kendeng. Akibatnya, sejumlah rumah dan ruko tergenang air bah. Bahkan dua titik tanggul di Desa Sukolilo, ambrol tergerus banjir bandang.

Ketua Perkumpulan Warga Perduli Sosial, Hukum, dan Lingkungan Hidup (Wali-SHL) mengatakan bahwa banjir bandang tersebut merupakan kiriman dari Pegunungan Kendeng. Mengingat hutan di kawasan tersebut saat ini sudah hilang.

”Banjir ini karena alih fungsi lahan. Karena Kendeng sekarang disulap jadi lahan jagung. Sehingga serapan air berkurang. Alhasil air langsung turun ke daerah bawah,” tegas dia, Kamis (7/12/2023).

Menurutnya, kejadian tersebut seharusnya menjadi perhatian serius bagi pemangku kebijakan maupun masyarakat di sekitar Pegunungan Kendeng. Yakni untuk mengembalikan fungsi Pegunungan Kendeng menjadi kawasan tangkap hujan.

”Dengan adanya banjir ini kesadaran warga harus ditingkatkan. Jadi jangan sampai membabat habis tanaman keras di hutan untuk dialih fungsikan jadi hasil musiman,” tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan salah satu warga Desa Sukolilo, Masruhan. Ia mengungkapkan program Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK) memperparah kerusakan Pegunungan Kendeng, selain maraknya tambang galian C di sana.

Kebijakan KHDPK ini memperbolehkan lahan hutan dikelola oleh masyarakat melalui perhutanan sosial. Mirisnya, petani hutan sosial sering kali menebang pohon jati dan tanaman keras lainnya agar tanaman jagungnya tumbuh dengan subur.

Ini membuat serapan air di kawasan hulu berkurang dan air hujan langsung menerjang kawasan di bawahnya. Sehingga, banjir bandang berpotensi terjadi di Kecamatan Sukolilo.

”Karena di sana ndak ada pohon, hanya batu tanah ndak ada penghambatnya. Maka harus ada reboisasi. Sekarang ini kalau ditanami jati, masih kecil dibunuh agar ndak besar karena ditanduri jagung. Kalau jati besar, jagung ndak tumbuh baik,” kata dia.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Terpopuler