Ramadan 2024
Mbah Cungkrung, Murid Sunan Muria Penyebar Agama Islam di Pati
Umar Hanafi
Selasa, 12 Maret 2024 14:09:00
Murianews, Pati – Penyebaran agama IsIam di wilayah Pati mempunyai sejarah yang panjang. Salah satu pelopor penyebaran agama IsIam itu yakni murid Sunan Muria yang bernama Mbah Cungkrung.
Hal ini dipercaya oleh masyarakat Desa Sukoharjo, Kecamatan Pati, Pati, Jawa Tengah. Warga meyakini nenek moyang mereka merupakan pemeluk Islam pertama di Bumi Mina Tani.
Keyakinan masyarakat ini dibuktikan dengan berdirinya masjid tertua di Pati, Masjid Baiturrohim Gambiran. Masjid yang terletak di tengah pemukiman warga itu merupakan masjid peninggalan Mbah Cungkrung.
”Mbah Cungkrung merupakan murid Sunan Muria yang menyebar agama Islam di daerah tersebut. Beliau diperkirakan hidup sekitar 1.500-an hingga awal 1.600-an. Dia dipercaya sebagai murid Sunan Muria yang wafat pada tahun 1.547 M,” ujar Ketua Yayasan Baiturrohim, Amal Hamzah.
Usai berguru dengan Sunan Muria, Mbah Cungkrung pergi mengelana ke timur. Ia pun menetap di wilayah Gambiran yang saat ini masuk Desa Sukoharjo, Kecamatan Pati.
Di sana, ia membangun masjid dan menyebarkan IsIam kepada masyarakat setempat hingga akhir hayatnya. Mbah Cungkrung menetap di sana dan mengabdikan hidupnya untuk penyebaran agama IsIam.
Amal mengungkapkan keyakinan ini lantaran keberadaan Masjid Gambiran merupakan yang tertua di Kabupaten Pati. Sebelum masjid Agung Baitunnur Pati di bangunan, masjid ini menjadi pusat penyebaran agama IsIam.
Ia yang juga sejarahwan ini, menuturkan terdapat berbagai makam peninggalan abad 16 yang terdapat di sekitar masjid. Makam tersebut termasuk makam Mbah Cungkrung yang terletak di selatan Masjid Baiturrohim.
Ia mengungkapkan, nama Mbah Cungkrung bukan nama aslinya melainkan nama julukan. Namun ia tidak mengetahui secara persis nama sebenarnya Mbah Cungkrung.
Berdasarkan kisah-kisah yang didapatkannya, Mbah Cungkrung mendapatkan julukan tersebut lantaran rajin melaksanakan salat atau sujud dan dzikir di sepertiga malam. Dalam bahasa Jawa, sujud ini juga dikenal dengan jungkruk.
”Dia itu orang yang tasawuf. Orang tasawuf itu kan sukanya sujud. Sujud itu nama lainnya jungkruk atau jungkrung. Nama Mbah Cungkrung dari sana,” ungkap dia.
Sementara itu, untuk silsilah Mbah Cungkrung, pihaknya juga belum diketahui hingga saat ini. Meskipun demikian, warga asli Gambiran percaya, mereka merupakan keturunan Mbah Cungkrung. Mereka selalu menyelipkan nama Mbah Cungkrung di setiap doa. Seperti tahlilan dan sebagainya.
Editor: Supriyadi




