Ogah Rugi Banyak Karena Banjir, Petani Pati Panen Dini Padinya
Umar Hanafi
Sabtu, 16 Maret 2024 15:01:00
Murianews, Pati – Sejumlah petani di Kabupaten Pati, Jawa Tengah terpaksa panen harus memanen padinya, sekali pun belum siap panen atau panen dini. Hal ini lantaran lahan pertanian mereka mulai tergenang banjir.
Mereka ogah merugi semakin banyak bila tak segera memanen padi yang sudah menguning. Dengan bermodalkan sabit dan terpal. Sejumlah petani tampak memanen padi di lahan pertanian di Desa Tanjang, Sabtu (16/3/2024). Mereka memanfaatkan ember dan terpal untuk tempat padi hasil panen.
Terpal dan ember itu diapungkan. Padi yang sudah menumpuk di atas terpal tersebut kemudian dibawa ke daratan yang tak tergenang banjir.
Salah satu petani yang terpaksa memanen panen dini itu yakni Laspin. Sawahnya yang terletak di Desa Tanjang, Kecamatan Gabus itu tergenang banjir sejak beberapa hari yang lalu.
Laspin bercerita sebentarnya lahan pertaniannya sudah mempunyai jadwal untuk panen dengan alat penen modern, Combine Harvester, warga setempat menyebut Kombi. Namun, panen urung dilakukan lantaran hujan deras mengguyur Kabupaten Pati selama sepekan.
”Mau di-kombi ndak bisa. Jadi mau ndak mau harus penen seperti ini. Sudah ada jadwal tapi hujan terus. Ini keburu banjir, ndak bisa pakai kombi,” ujar Laspin sambil memanen sawahnya.
Ia mengungkapkan banjir kali membuatnya merugi. Gabah yang tergenang banjir mengalami penurunan harga jual. Ia pun kehilangan uang jutaan rupiah. Biasanya harga gabah satu kotak sawah mencapai Rp 8 juta.
”Modal saya dari hutang. Satu kotak membutuhkan lebih Rp 2 juta. Itu sudah sama obatnya, pupuk dan buruh tannya. Harapannya semoga dapat bantuan,” kata Laspin kepada Murianews.com.
Petani lainnya, Kastari juga mengeluhkan hal yang sama. Warga Desa Kosekan ini mengaku rugi puluhan juta lantaran banjir menggenangi lahan pertaniannya. Ia pun berharap ada uluran bantuan dari pemerintah.
”Kerugian petani ya ditanggung sendiri. Kalau pemerintah kasihan sama rakyat kecil ya monggo disumbang. Kerugian banjir ini kalau satu bahunya (sekitar 4-5 kotak) sekitar Rp 25 juta. Harganya juga turun ini. Turun sekitar 75 persen,” tandas dia.
Editor: Cholis Anwar



