Murianews, Pati — Program Terapi Pencegahan TBC (TPT) di Kabupaten Pati tidak berjalan dengan maksimal. Dinkes Pati (Dinas Kesehatan Kabupaten Pati) menyebut progam ini mendapatkan banyak penolakan dari masyarakat suspek TBC.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Masyarakat pada Dinkes Pati, Joko Leksono Widodo menyebut pencapaian TPT di Kabupaten Pati saat ini hanya 2,3 persen. Padahal target yang ditetapkan mencapai 5 persen.
”TPT ini atau terapi pencegahan TBC capaiannya memang rendah karena banyak kendala, tidak hanya di Pati tapi di semua daerah. Capaian TPT sekitar 2,3 persen dari target 5 persen. Susah memang untuk pelaksanaan TPT,” ungkap Joko, Sabtu (4/5/2024).
Joko menjelaskan, TPT ini diberikan manakala dalam satu rumah misalnya dihuni 5 orang, kemudian ada satu orang yang positif TBC. Karena itu anggota keluarga yang lainnya nanti diberikan TPT, ini sudah disediakn gratis oleh dinas kesehatan.
”Awal 2024 ini akan kita galakkan, karena capaian rendah. Karena kendala capaian rendah (TPT) ini banyak yang belum merasa sakit atau belum bergejala. Akhirnya pengobatan baru seminggu sudah selesai tidak sampai tuntas. Hal itu membuat seringnya kegagalan pengobatan,” lanjutnya.
Sementara itu kordinator SSR Mentari Sehat Indonesia Pati, Moh Yasir Al Imron berharap stakeholder seperti PKK, hingga kepala desa dapat membantu percepatan penemuan kasus TBC. Termasuk pemberian TPT yang capaiannya juga masih rendah.
”Harapannya stakeholder bisa berkontribusi, memberikan edaran informasi kepada posyandu untuk menekan dan menemukankasus baru termasuk TBC anak, capaian temuan kasus awal 2024 belum menggembirakan,” paparnya.
Lebih lanjut pada tahun ini programnya berupaya menyasar posyandu di desa-desa. Kader TBC diharapkan bisa masuk, sehingga dapat membantu menemukan kasus baru, serta penyuluhan maupun edukasi terkait masalah TBC.
Editor: Budi Santoso



