Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Harga beras di pasaran sering mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini membuat aktivis sungai dan lingkungan Jampisawan Pati (Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana Pati) memproduksi beras sendiri.

Lounching beras ini digelar bertepatan perayaan hari jadi ke-15 tahun komunitas tersebut. Dalam momentum itu, komunitas yang fokus bergerak dalam isu lingkungan ini melaunching produk beras baru.

Produk beras baru yang diluncurkan itu berupa beras kemasan yang diberi merek 'Beras Jampisawan'. Peluncuran beras ini bertujuan untuk menguatkan ketahanan pangan para anggota komunitas tersebut.

Juru bicara Jampisawan, Ari Subekti mengungkapkan, produk dari organisasinya ini tak lain untuk menyikapi harga beras di pasaran yang mengalami naik turun. Sehingga dengan adanya Beras Jampisawan ini diharapkan dapat menjadi jalan keluar atas masalah tersebut.

”Ini sebenarnya rencana sudah lama tapi belum bisa kita lakukan. Produksi beras ini minimal untuk ketahanan pangan anggota Jampisawan. Karena selama ini kita melihat beras fluktuasi cukup tinggi bahkan kemarin sampai di atas Rp 15 ribu,” kata dia.

Ari melihat harga gabah dari tingkat petani terpaut cukup jauh dari harga beras yang dijual. Sehingga menurutnya, hal ini yang perlu dibenahi. Untuk itulah, muncul pemikiran produksi Beras Jampisawan ini.

”Padahal dari keterangan anggota Jampisawan yang berprofesi sebagai petani itu harga gabah masih rendah. Jadi kita lakukan seperti itu sebagai bentuk pangan komoditas kita,” terangnya.

Ia menjelaskan, beras ini diproduksi oleh anggota Jampisawan yang berprofesi sebagai petani. Kemudian nantinya akan didistribusikan atau dijual kepada anggota Jampisawan yang berprofesi lain.

Menurutnya, cara ini tepat untuk memperkuat ketahanan pangan antar anggota yang berbeda berprofesi. Mengingat Jampisawan sendiri memiliki ribuan anggota. Mereka terdiri dari 700 petani, 400 nelayan tradisional, dan profesi lainnya seperti buruh.

”Beras ini diproduksi oleh anggota Jampisawan yang berprofesi sebagai petani, dan akan kita jual kepada anggota Jampisawan yang berprofesi sebagai nelayan dan lainnya,” jelas dia.

Ari menyebut beras yang diproduksi Jampisawan ini sepintas hampir sama dengan beras kemasan yang lainnya. Namun, kualitas dan harga beras menjadi pembedanya.

”Secara substansi sama, tapi beras ini kita jamin kualitas lebih baik daripada yang di pasaran. Yang kedua harga bisa di bawah harga yang di pasar,” bebernya.

Untuk harga saat ini belum dibandrol secara pasti. Namun yang jelas dipastikan akan dihargai lebih murah dibanding harga beras di pasaran.

Sedangkan kemasan beras ini ada 3 varian yang berukuran konsumsi rumah tangga. Dari mulai kemasan 2,5 kilogram, 5 kilogram dan 10 kilogram.

”Pengembangan kami nanti jika nelayan membeli beras, jika tidak memiliki uang tunai bisa dengan hasil tangkapan mereka. Hasil tangkapan nelayan itu kemudian kita kelola di sekretariat Jampisawan,” pungkasnya.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler