Duel Antargeng Marak di Pati, Begini Kata Psikolog
Umar Hanafi
Kamis, 1 Agustus 2024 17:07:00
Murianews, Pati – Duel antargeng marak di Kabupaten Pati sejak beberapa bulan terakhir. Bahkan belum lama ini duel tersebut memakan korban. Psikolog Klinis Rumah Sakit Mitra Bangsa Lilik Nila Efantiana pun angkat bicara.
Maraknya duel antargeng di Kabupaten Pati ini meresahkan masyarakat. Bahkan beberapa duel memakan korban jiwa. Setelah sebelumnya terjadi di wilayah Kecamatan Sukolilo yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia, terbaru, hal serupa terjadi di wilayah Kecamatan Pati.
Dari kejadian duel yang dilakukan oleh geng remaja, yakni Geng Slow dengan Maju Tubruk Geng pada Minggu (28/7/2024) dini hari itu, juga mengakibatkan hilangnya satu nyawa seorang anak yang baru duduk di kelas 1 SMA tersebut.
Lilik Nila Efantiana, melihat fenomena duel ataupun tawuran yang dilakukan geng remaja, dikarenakan beberapa faktor.
”Kita bicara remaja dulu ya. Mereka ini mencari jati diri. Mereka dalam tahap, bahwa mereka bukan anak-anak lagi, tapi belum dewasa. Jadi ada kebingungan di sini untuk mencari jati diri,” ujar dia, Kamis (1/8/2024).
Adrenalin mereka terpacu hingga tersulut untuk melakukan hal-hal yang ekstrem. Ditambah pengaruhi dari kelompok sosial. Belum matangnya kedewasaan mereka membuat tidak berpikir panjang dan mengedepankan emosi.
”Jadi istilahnya untuk mempertimbangkan dampaknya nanti ke depan seperti itu belum matang. Karena memang secara pikiran dan emosi belum matang,” ungkapnya.
Kemudian, dari sisi perkembangan sosial, remaja menurutnya ada sisi ikut-ikutan. Ia mencontohkan, ketika remaja melakukan sesuatu, hal itu butuh pengakuan dari kelompok atau orang lain.
Ditambah lagi, fondasi yang utama menurutnya adalah di keluarga. Yakni bagaimana komunikasi dengan keluarga sudah baik atau belum.
”Apakah dia tumbuh dari kecil hingga sekarang, apakah ketika melalukan sesuatu pernah atau kurang mendapatkan apresiasi. Jadi mereka ini butuh validasi. Oh kamu sudah melalukan ini dengan baik, atau lainnya,” ucapnya.
Fondasi keluarga ini menurutnya memang sangat penting. Sehingga memang harus dicari tahu dulu bagaimana hubungan di keluarga. Apakah komunikasinya sudah baik atau belum.
Atau bahkan menurutnya yang lebih buruk lagi, mungkin remaja tersebut pernah melihat secara langsung adanya kekerasan verbal atau fisik di dalam keluarganya.
Editor: Cholis Anwar
Murianews, Pati – Duel antargeng marak di Kabupaten Pati sejak beberapa bulan terakhir. Bahkan belum lama ini duel tersebut memakan korban. Psikolog Klinis Rumah Sakit Mitra Bangsa Lilik Nila Efantiana pun angkat bicara.
Maraknya duel antargeng di Kabupaten Pati ini meresahkan masyarakat. Bahkan beberapa duel memakan korban jiwa. Setelah sebelumnya terjadi di wilayah Kecamatan Sukolilo yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia, terbaru, hal serupa terjadi di wilayah Kecamatan Pati.
Dari kejadian duel yang dilakukan oleh geng remaja, yakni Geng Slow dengan Maju Tubruk Geng pada Minggu (28/7/2024) dini hari itu, juga mengakibatkan hilangnya satu nyawa seorang anak yang baru duduk di kelas 1 SMA tersebut.
Lilik Nila Efantiana, melihat fenomena duel ataupun tawuran yang dilakukan geng remaja, dikarenakan beberapa faktor.
”Kita bicara remaja dulu ya. Mereka ini mencari jati diri. Mereka dalam tahap, bahwa mereka bukan anak-anak lagi, tapi belum dewasa. Jadi ada kebingungan di sini untuk mencari jati diri,” ujar dia, Kamis (1/8/2024).
Adrenalin mereka terpacu hingga tersulut untuk melakukan hal-hal yang ekstrem. Ditambah pengaruhi dari kelompok sosial. Belum matangnya kedewasaan mereka membuat tidak berpikir panjang dan mengedepankan emosi.
”Jadi istilahnya untuk mempertimbangkan dampaknya nanti ke depan seperti itu belum matang. Karena memang secara pikiran dan emosi belum matang,” ungkapnya.
Kemudian, dari sisi perkembangan sosial, remaja menurutnya ada sisi ikut-ikutan. Ia mencontohkan, ketika remaja melakukan sesuatu, hal itu butuh pengakuan dari kelompok atau orang lain.
Ditambah lagi, fondasi yang utama menurutnya adalah di keluarga. Yakni bagaimana komunikasi dengan keluarga sudah baik atau belum.
”Apakah dia tumbuh dari kecil hingga sekarang, apakah ketika melalukan sesuatu pernah atau kurang mendapatkan apresiasi. Jadi mereka ini butuh validasi. Oh kamu sudah melalukan ini dengan baik, atau lainnya,” ucapnya.
Fondasi keluarga ini menurutnya memang sangat penting. Sehingga memang harus dicari tahu dulu bagaimana hubungan di keluarga. Apakah komunikasinya sudah baik atau belum.
Atau bahkan menurutnya yang lebih buruk lagi, mungkin remaja tersebut pernah melihat secara langsung adanya kekerasan verbal atau fisik di dalam keluarganya.
Editor: Cholis Anwar