Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah berulang tahun atau milad ke-49, 26 Juli kemarin. Ketua MUI Kabupaten Kudus, Ahmad Hamdani menyebut masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi, salah satunya kemandirian ekonomi. 

Ahmad Hamdani menyampaikan tantangan MUI Kudus saat ini yakni tentang kemandirian. Ia menyebut selama ini kendala yang dialami MUI di daerah berupa pendanaan karena harus bergantung dengan APBD. Selain itu, kendala lainnya nominal sumber dana yang didapatkan tidak begitu besar.

”Perlu dipikirkan agar kebutuhan sumber dananya bisa lebih mandiri sehingga tidak bergantung dengan APBD dan APBN. Karena kalau masih bergantung pastinya kami para pengurus tidak bisa obyektif dan mengkritisi pemerintah,” katanya, Jumat (9/8/2024).

Ia merasa ketergantungan soal anggaran ini tidaklah bagus. Sebab, MUI tidak bisa mengkritisi setiap kebijakan pemerintah.

”Alhasil MUI terkesan sebagai tukang stempel saja bagi setiap kebijakan pemerintah. Beda ketika bisa mandiri maka kami bisa obyektif,” sambungnya.

Menurutnya, penyediaan dana memang penting. Namun, akan lebih baik kalau sumber dana tidak berasal dari non APBD maupun APBN.

”Biasanya kami siasati dengan menggandeng perusahaan swasta di Kabupaten Kudus. Karena kami membutuhkan dana juga untuk kegiatan. Di antaranya halalbihalal, tarawih keliling, sosialisasi, dan lainnya,” terangnya.

Selama ini sumber dana yang didapatkan dari perusahaan swasta di Kabupaten Kudus nominalnya lumayan serta lebih besar dibandingkan sumber dana dari APBD. Sehingga dapat digunakan untuk berbagi kegiatan MUI Kudus.

”Harapan kami MUI Kudus memiliki sumber dana sendiri. Sehingga berbagai kegiatan MUI bisa berjalan terus,” imbuhnya.

Di momen milad ke-49 tahun ini pihaknya bakal menggelar beberapa kegiatan. Salah satunya seminar tentang pemberantasan judi online

Editor: Supriyadi

Komentar

Terpopuler