Dari program yang digelar pada 23 Juli 2025 hingga 21 Agutus 2025 itu sejumlah pekerjaan fisik dan non fisik digelar. Di antaranya, pembangunan jalan usaha tani hingga pemberian bantuan kaki palsu bagi difabel.
Program itu pun membuat masyarakat makin berdaya. Roda perekonomian masyarakat pun kian kencang.
Salah satunya dirasakan Nurgianto. Pelaksanaan TMMD di desanya itu memberikan harapan baru baginya.
Ia tak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat mendapatkan bantuan kaki palsu dalam program TMMD Reguler di Desa Kandangmas itu.
Kala itu, prajurit TNI di kesatuan Kodim 0722/Kudus menggendongnya dari kursi tamu menuju penerimaan kaki palsu.
Nurgianto kehilangan kaki kirinya karena penyakit diabetes yang dideritanya. Kaki kirinya itu diamputasi pada 2024 lalu. Sejak saat itu, ia tak bisa lagi ke sawah untuk menggarap ladang.
Usai mendapatkan kaki palsu itu, Nurgianto hanya ingin dapat kembali ke sawah serta dapat beraktivitas kembali seperti orang normal pada umumnya. Angan-angan itu pun menjadi kenyataan.
Murianews, Kudus – Pelaksanaan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-125 di Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah memberikan kemanfaatkan bagi masyarakat setempat.
Dari program yang digelar pada 23 Juli 2025 hingga 21 Agutus 2025 itu sejumlah pekerjaan fisik dan non fisik digelar. Di antaranya, pembangunan jalan usaha tani hingga pemberian bantuan kaki palsu bagi difabel.
Program itu pun membuat masyarakat makin berdaya. Roda perekonomian masyarakat pun kian kencang.
Salah satunya dirasakan Nurgianto. Pelaksanaan TMMD di desanya itu memberikan harapan baru baginya.
Ia tak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat mendapatkan bantuan kaki palsu dalam program TMMD Reguler di Desa Kandangmas itu.
Kala itu, prajurit TNI di kesatuan Kodim 0722/Kudus menggendongnya dari kursi tamu menuju penerimaan kaki palsu.
Nurgianto kehilangan kaki kirinya karena penyakit diabetes yang dideritanya. Kaki kirinya itu diamputasi pada 2024 lalu. Sejak saat itu, ia tak bisa lagi ke sawah untuk menggarap ladang.
Usai mendapatkan kaki palsu itu, Nurgianto hanya ingin dapat kembali ke sawah serta dapat beraktivitas kembali seperti orang normal pada umumnya. Angan-angan itu pun menjadi kenyataan.
Kembali Ke Sawah...
Nurgianto saat dihubungi Murianews.com, Jumat (22/8/2025) mengaku sudah sering kembali ke sawah untuk menanam ketela. Aktivitas yang sempat terhenti itu kembali dilakukan sejak sepekan mendapatkan bantuan kaki palsu di TMMD Reguler ke-125 Desa Kandangmas.
”Sudah kembali ke sawah lagi. Ya kira-kira sepekan setelah dapat kaki palsu itu saya mencoba kembali ke sawah menanam ketela,” katanya, Jumat (22/8/2025).
Ia mengungkapkan, kaki palsunya itu baru dipakai ketika tiba di sawah. Saat menuju ke sawah, Nurgianto memilih menggunakan alat bantu tongkat penyangga.
”Biasanya ke sawah tiga sampai empat kali dalam seminggu. Melihat kondisi cuaca juga kalau saat ini kan musim hujan juga,” sambungnya.
Meski tak selincah dulu, kaki palsu yang didapatkannya itu begitu membantu aktivitasnya di sawah. Aktivitas sehari-hari di rumah juga normal meski semuanya tetap ada keterbatasan dibandingkan dengan saat sebelum diamputasi.
”Tetap bersyukur alhamdulillah bisa menjalani aktivitas lagi setelah dapat kaki palsu,” terangnya.
Ia masih mengingat pengalaman dibopong oleh babinsa dari Kodim 0722/Kudus saat hendak menerima simbolis kaki palsu. Tak lupa ia berterima kasih.
”Saya masih ingat dibopong pak tentara saat mau menerima kaki palsu. Saya ucapkan terima kasih kepada semua anggota TNI dan pihak yang sudah membantu,” ujarnya.
Petani Lain...
Selain Nurgianto, ada satu petani lain yang juga mendapatkan kaki palsu. Yakni Parno, warga Desa Kandangmas. Kaki kirinya harus diamputasi usai tertancap duri ketika sedang mencari rumput.
”Pak Parno juga sudah kembali beraktivitas ke sawah setelah dapat kaki palsu,” imbuhnya.
Diketahui, penyedia kaki palsu itu yakni CV Kama Jaya Abadi. Produk kaki palsu itu memiliki berbagai keunggulan yakni ringan ketika dipakai. Bahannya bertipe plastik PE sehingga nyaman, kuat, dan terdapat suspensi pada area kaki palsu tersebut.
Komponennya berasal dari Cina. Kaki palsu tersebut bernama kaki palsu bawah lutut endoskeletal.
Ucapan terima kasih juga disampaikan oleh petani asal Desa Kandangmas, Juwanto. Ia berprofesi sebagai petani. Ia merasa diuntungkan dengan kehadiran jembatan di Desa Kandangmas.
Jembatan tersebut menghubungkan Dukuh Sudo dengan Dukuh Masin. Kedua dukuh tersebut berada di Desa Kandangmas. Jembatan itu memiliki panjang 12 meter, lebar 4 meter dan tinggi 6 meter.
”Setelah jembatannya jadi seperti ini pastinya senang karena bisa lebih mudah bawa hasil panen. Saya tidak perlu muter. Saat jembatannya roboh saya harus mutar karena jembatan tidak bisa dilewati,” katanya, Jumat (22/8/2025).
Ia menyampaikan, ongkos angkut hasil panennya bakal lebih murah ketika sudah ada jembatan. Sebab, ia tak perlu memutar jauh guna membawa hasil panennya.
Rasa Syukur...
”Kalau bawa hasil panen tebu itu kalau langsung lewat jembatan ini ongkosnya Rp 200 ribu satu rit. Kalau harus muter dulu, saya bayar ongkos angkutnya itu bisa sampai Rp 300 ribu satu rit,” sambungnya.
Tak hanya hasil panen semata, ia menyampaikan warga Desa Kandangmas memang sering melewati jembatan tersebut. Biasanya saat hendak berpergian atau kondangan acara.
”Jembatan ini bisa dibilang punya peran penting untuk masyarakat. Kami ucapkan terima kasih untuk semuanya yang sudah memperbaiki jembatan,” ucapnya.
Rasa syukur diutarakan oleh petani asal Desa Kandangmas, Suparni. Ia menjelaskan kala jembatan tersebut ambrol saat Ramadan tahun ini.
”Ketika jembatannya ambrol akses jalan terputus. Kalau bawa hasil panen ketela saya harus muter lumayan jauh bisa sampai tiga kilometer. Sekarang sudah ada jembatan jadi lebih mudah tidak perlu memutar saat mengangkut ketela,” ungkapnya.
Panglima Komando Daerah Militer IV/Diponegoro, Mayjen TNI Achiruddin menyampaikan adanya pembangunan jembatan membuat akses jalan masyarakat menjadi lebih mudah. Dampaknya kesejahteraan masyarakat semakin bagus.
”Pesan kami jaga apa yang sudah ada agar dapat digunakan dalam waktu yang lama,” ucapnya.
Sementara itu, Dandim 0722 Kudus, Letkol Inf Hermawan Setya Budi menyampaikan kehadiran jembatan memang diperlukan masyarakat. Utamanya para petani yang membawa hasil panen.
Kegiatan TMMD...
”Keberadaan jembatan memang dibutuhkan untuk para petani membawa hasil panen. Artinya perekonomian tetap berjalan karena terbantu akses lewat jembatan,” ujarnya.
Ia menambahkan, seluruh sasaran fisik maupun nonfisik telah berhasil diselesaikan pada program TMMD Reguler ke-125 ini. Pembangunan RTLH, sumur, tempat ibadah dan jambanisasi juga berhasil dikerjakan.
”Alhamdulillah keseluruhannya sudah berhasil diselesaikan seratus persen. Mari bersama-sama merawat sarpras yang sudah ada,” imbuhnya.
Diketahui, TMMD reguler ke-125 ini menyasar sasaran fisik, sasaran pengembangan, dan sasaran non fisik. Terkait sasaran pengembangan meliputi pembangunan jembatan sepanjang 12 meter, lebar 4 meter dan tinggi 6 meter.
Kemudian ada rehab rumah tidak layak huni sebanyak enam unit serta pembuatan sumur bor di enam titik. Lalu ada rehab tempat ibadah sebanyak empat unit dan jambanisasi sebanyak 20 unit.
TMMD reguler ke-125 juga menyasar sasaran nonfisik, meliputi penyuluhan bela negara, penyuluhan radikalisasi dan terorisme, pencegahan stunting, dan penyuluhan narkoba. Sasaran nonfisik juga meliputi penyuluhan KB, penyuluhan pengembangan umkm, pemberdayaan masyarakat, penyuluhan pertanian, penyuluhan desa tanggap bencana, penyuluhan kamtibmas, dan pelatihan ketrampilan kepada masyarakat.
Berbagai sumber dana TMMD reguler ke-125 meliputi anggaran TNI AD, APBD provinsi dan APBD kabupaten. Sumber dana dari TNI AD sebesar Rp 338.300.000, APBD Provinsi sejumlah Rp 236.178.000, dan APBD Kabupaten sebesar Rp. 1.032.837.900. Total keseluruhan anggaran dana mencapai Rp 1.607.315.900.
Editor: Zulkifli Fahmi