Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Kebijakan lima hari sekolah yang mulai diberlakukan sejumlah sekolah di beberapa daerah mendapatkan penolakan dari Munas (Musyawarah Nasional) NU 2023. Akademisi asal Kota Kretek yang merupakan Wakil Rektor III IAIN Kudus Kisbiyanto menyoroti sejumlah hal tentang kebijakan sekolah lima hari tersebut.

Kisbiyanto menjelaskan, dari sisi teori pendidikan, belajar akan mudah dipahami ketika dilakukan dengan durasi yang tak begitu panjang, namun dengan intensitas yang lebih sering. Seperti dengan berlakunya sekolah normal dengan waktu enam hari.

Namun, ketika sekolah diberlakukan full day dengan intensitas waktu yang lebih panjang, akan menjadikan teori yang masuk menjadi membingungkan. Sehingga kebijakan lima hari sekolah dirasa tidak efektif.

”Teorinya ketika belajar sedikit-sedikit tapi intensitas lebih sering itu akan lebih baik dan mudah dipahami dibanding dengan sekali belajar tapi dengan durasi yang terlalu lama,” katanya, Jum’at (22/9/2023).

Selain itu, dalam aspek kultural yang saat ini berkembang di Indonesia tak terkecuali di Kudus, selain menempuh pendidikan formal banyak juga generasi muda yang mengembangkan diri dengan pendidikan non formal.

Seperti pada sisi memperdalam ilmu agama islam, saat ini banyak sekali generasi muda yang menempuh pendidikan Taman Pendidikan Alquran (TPQ) hingga Madrasah Diniyah.

Kemudian, bagi yang berada di Pondok Pesantren, ketika pagi mereka menempuh pendidikan formal, maka sore hari hingga malam biasanya menggelar ngaji Alquran dan hafalan.

”Indonesia itu merupakan negara kesatuan yang berdasarkan ketuhanan yang maha esa. Ini bisa diwujudkan dengan memberi porsi terhadap pendidikan agama. Jadi berbagai ilmu agama islam biasa didalami saat sore mulai ngaji, menghafal alquran, nahwu, tajwid, tarikh, sharaf, fiqih, dan ilmu agama yang lain,” ungkapnya pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris PCNU Kudus ini.

Selain itu, banyak juga generasi muda yang memanfaatkan waktu siang hingga sore untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki seperti mengikuti les musik, olahraga, hingga memperdalam keilmuwan di pendidikan non formal.

”Jadi penolakan agar lima hari sekolah itu, bukan hanya menolak. Tapi supaya ada sinergi antara pendidikan formal, pendidikan non formal, hingga keagamaan,” jelasnya.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler