Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Pakar Hukum Tata Negara, Bivitri Susanti membocorkan rencana penggarapan film dokumenter Dirty Vote 2. Ia menyebut, dalam film lanjutan itu nantinya akan membocorkan 75 persen kecurangan Pemilu 2024.

Dalam penggarapannya, Bivitri mengungkapkan, tim film Dirty Vote berencana mengajak Jusuf Kalla atau JK. Di mana, JK sempat menyebut Dirty Vote yang telah tayang sebelum hari coblosan Pemilu 2024 itu hanya mengungak 25 persen kecurangan Pemilu 2024.

Itu ia ungkapkan dalam forum bertajuk Election Talk #4 Konsolidasi Untuk Demorkasi Pasca Pemilu 2024: Oposisi Atau Koalisi? di FISIP Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (7/3/2024).

”Sebelumnya saya mau berterima kasih pada Pak JK karena bilang yang 25 persen itu loh Pak. Kata temen-temen produser dan Director Dirty Vote coba tanya sama pak JK yang 75 persen lagi mau dijadiin film Dirty Vote 2,” kata Bivitri, sepert dikutip Murianews.com dari Suara.com.

Bivitri menyebut, dibuatnya Dirty Vote 2 nantinya bakal menjawab rasa penasaran masyarakat terkait kecurangan Pemilu 2024 yang terjadi.

”Kata Pak JK Itu baru 25 persen. Nah jadi waktu kami roadshow ada yang bilang 'ah kata Pak JK kalian ini cuma bisa 25 persen', saya bilang kalau mau yang 75 persen (terbongkar), kita minta aja pak JK jadi produser filmnya,” ucap Bivitri.

Beberapa waktu lalu, JK sempat menyatakan film Dirty Vote baru menampilkan 25 persen kecurangan Pemilu 2024. Yang dijelaskan dalam film pun disebutnya masih ringan dibandingkan temuan fakta lain di lapangan.

”Masih ringan dibanding kenyataan yang ada di masa itu. Masih tidak semuanya mungkin baru 25 persen,” kata JK, Senin (12/2/2024).

Wapres RI ke-10 dan ke-12 itu menyebut, film Dirty Vote tak menjangkau daerah-daerah kecil yang juga terindikasi terjadi kecurangan Pemilu. Ia juga menyinggung pembagian bansos yang lekat dengan rekayasa.

”Karena tidak mencakup kejadian di daerah-daerah kejadian di kampung-kampung, kejadian bagaimana bansos diterima orang bagaimana datang petugas-petugas mempengaruhi orang,” ucap JK.

Meski begitu, JK tetap mengapresiasi film tersebut. Dia berpesan bahwa pemilu yang kotor hanya menyebabkan proses pemilihan tidak sempurna.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler