Rabu, 19 November 2025

Murianews, Ottawa – Aktivis cilik asal Gresik, Jawa Timur Aeshnina Azzahra Aqilani ikut aksi tentang persoalan sampah dunia di Kota Ottawa, Kanada. Dia menyuarakan persoalan sampah di Indonesia akibat kebijakan ekspor sampah.

Aksi tersebut terekam dan diunggah di berbagai platform media sosial. Salah satunya di akun Instagram daaitvindonesia, Kamis (25/4/2024).

Dalam video itu, tampak Aeshnina Azzahra Aqilani ikut bergabung bersama aktivis lingkungan lainnya. Ia pun berkesempatan menyampaikan aspirasinya.

Sembari membawa poster bertuliskan ”Stop export plastic waste to developing countries”, Aeshnina menyampaikan aspirasinya.

”Hentikan ekspor sampah plastik ke negaraku Indonesia. Tolong ciptakan hukum yang kuat untuk kita dan untuk generasi di masa depan,” katanya dalam video tersebut.

Di video berdurasi 1 menit 7 detik itu, Aeshnina mengungkapkan permasalahan sampah yang ada di rumahnya. Di mana, banyak sampah yang ternyata bukan dari Indonesia ditemukan di sana.

”Rumah saya berlokasi di dekat Sungai Brantas, sumber air minum bagi lebih dari 5 juta masyarakat. Sampah kemasan styrofoam, botol plastik, popok bayi, dan kantong plastik adalah polutan terbesar yang mencemari Sungai Brantas. Sampah ini juga berasal dari merek yang tidak dijual di Indonesia,” katanya.

Aeshnina kemudian, menyebut mendaur ulang sampah plastik ke negara lain bukanlah solusi terbaik. Sebab, di Indonesia sebagian besar sampah itu tidak didaur ulang dan berakhir dibakar serta dibuang ke sungai.

”Jika kalian pikir mendaur ulang sampah plastik di negara lain adalah solusi terbaik, kalian salah. Sebagian besar sampah itu tidak bisa didaur ulang di negaraku dan berakhir dibakar serta dibuang ke sungai,” ujarnya.

Ia pun meminta negara-negara pengekspor sampah tidak membebankan persoalan itu ke negara lain. Menurutnya, itu tidak adil bagi negara yang mendapatkan permasalahan sampah itu.

”Tolong jangan bebankan permasalahanmu ke negara lain. Ini tidak adil. Permasalahan sampah ini sangat berat bagi kami,” imbuhnya.

Dalam caption unggahan DAAI TV Indonesia itu, Aeshnina diketahui menjadi perwakilan River Warrior Indonesia (Riverin) dan BreakFree From Plastic.

Ia berangkat ke Kanada untuk menghadiri konferensi permasalahan lingkungan. Siswa SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik yang akrab disapa Nina itu bergabung bersama ratusan aktivis dari seluruh dunia untuk menyuarakan stop Era Plastik di Kota Ottawa, Kanada.

Menteri Lingkungan dan Perubahan Iklim Steven Guilbeault pun sempat menemui peserta pawai dan Nina mendapatkan kesempatan untuk berdialog.

”Tahun 2020 saya mengirim surat protes agar Kanada berhenti mengirimkan sampah plastik ke Indonesia, ke Pak Perdana Menteri Kanada, tapi hingga kini surat saya belum di balas,” ungkap Nina kepada Steven Guilbeault.

Tak hanya ke PM Kanada, Nina juga menyuarakan kegelisahannya terhadap permasalahan lingkungan ke beberapa pemimpin negara, seperti Australia dan Amerika Serikat. Berkat aksi beraninya, Amerika Serikat berhasil menurunkan ekspor sampah plastik mereka hingga 50 persen.

Kini, melalui aksinya Nina berharap agar pemerintah Kanada dapat menanangani permasalahan sampah dan menghentikan pengiriman sampah plastik ke tidak hanya negara Indonesia, tetapi juga negara-negara ASEAN.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler