Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Potensi kekeringan di Kudus, Jawa Tengah belum ada. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengklaim belum ditemukan adanya desa di Kota Kretek yang berpotensi mengalami kekeringan di tahun 2023 ini.

BPBD menyebut, mayoritas desa di Kudus telah terailiri air bersih dengan cukup. Baik lewat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ataupun Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di desa-desa.

Kepala Pelaksana Harian (Kalahar) BPBD Kudus Mundir menuturkan, pihak BPBD sebenarnya telah bersiap menyiapkan 200 tangki air bersih berkapasitas 5.000 liter. Namun sampai saat ini belum ada pengajuan atupun permintaan dropping air bersih.

”Semoga tidak ada yang meminta, harapannya memang itu untuk jaga-jaga saja,” ujar Mundir Sabtu (29/7/2023).

Pihak BPBD Kudus juga, sambung Mundir membentuk satuan tugas (satgas) siaga kekeringan untuk menyongsong musim kemarau tahun 2023. Satgas ini akan memantau situasi yang terjadi di sepanjang kemarau.

Adapun tugas mereka adalah memantau sekaligus mendata wilayah-wilayah mana yang berpotensi mengalami kekeringan. Untuk kemudian bisa diambil tindakan pencegahan serta penanggulangannya.

”Ini adalah langkah antisipasi kami untuk menghadapi kemarau dan kekeringan, kami ingin menanggulangi sedini mungkin agar potensi kekeringan nanti tidak meluas,” ujarnya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus Samani Intakoris mengajak semua masyarakat Kudus untuk bijak dalam menggunakan air bersih. Apabila tidak banyak diperlukan, maka hendaknya mematikan keran air agar tidak meluber dan mubazir.

BPBD Kudus sendiri mencatat kekeringan paling parah terjadi dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2019 silam. Di mana saat itu ada delapan desa yang meminta suplay air bersih.

Editor: Budi Santoso

Komentar