Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Sebuah video berdurasi tiga menit berisikan cuitan para petani di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah yang harus patungan untuk sewa alat berat untuk menormalisasi atau mengeruk sungai di wilayahnya viral di sejumlah media sosial.

Dalam video viral tersebut tampak terdengar para petani mengeluh karena harus patungan mendatangkan alat berat guna menormalisasi sungai di wilahnya agar sawah di sekitar sungai tidak terendam banjir jika musim hujan tiba. 

Di latar belakang video yang viral, terlihat ada alat berat backhoe yang tengah mengeruk sungai yang sedang kering.

Video itu juga menunjukkan ada dua orang yang mengeluarkan unek-unek-nya akan kurangnya perhatian pemerintah pada mereka. Satu suara orang lagi terdengar dalam video yang diduga merupakan pengambil gambar.

Berdasarkan percakapannya, diketahui lokasi pengambilan video dilakukan oleh para petani Desa Lambangan, Berugenjang, dan Wonosoco, di Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

”Ini cangkruk (backhoe) dari swadaya petani, luwih nangis seru ini mboten metu petang tahun. Ngajokke proposal ting pemerintah mboten mlaku kabeh, ngapusi niku (Lebih nelangsa, tidak keluar empat tahun, mengajukan proposal ke pemerintah juga tidak jalan semua, bohong),” kata salah seorang dalam video.

Orang lain dalam video kemudian menimpali ”Duit digawe nempur digawe tuku beras malah digawe urunan bego (Uang untuk membeli beras malah dibuat patungan backhoe). Per orang 300 itu pak tolong rakyat kecil ini pak,” tuturnya.

Kemudian orang yang diduga merekam video tersebut menimpali dengan perkataan lainnya.

”Ini komen para petani monggo diperhatikan. Mulai tahun 2018 enggak pernah hasil sawahnya. Mohon diperhatikan, kami juga pajak bayar terus, naik terus. Mudah mudahan pemerintah daerah mau membantu, kalau tidak percaya silahkan cek saja di sawah Wonosoco, Lambangan, Berugenjang,” tandasnya.

Hingga berita ini diturunkan, video viral tersebut masih terus tersebar di sejumlah grup WhatsApp hingga disebar lewat status di media sosial sejumlah akun. 

Editor: Ali Muntoha 

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler