Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Pemkab Kudus, Jawa Tengah, menetapkan sebanyak 30 desa/kelurahan yang akan menjadi wilayah penurunan angka stunting.  30 desa tersebut, tersebar di delapan kecaman di Kudus.

Adapun rinciannya ialah tujuh desa di Kecamatan Kaliwungu, yakni Desa Garung Kidul, Desa Blimbing Kidul, Desa Kaliwungu, Desa Sidorekso, Desa Prambatan Kidul, Desa Mijen dan Desa Papringan. Kemudian satu kelurahan di Kecamatan Kota, yakni Kelurahan Wergu Wetan.

Kemudian, empat desa di Kecamatan Undaan, yakni Desa Kalirejo, Desa Wonosoco, Desa Undaan Kidul, dan Desa Undaan Lor. Lima desa di Kecamatan Mejobo, yakni Desa Mejobo, Desa Jepang, Desa Payaman, Desa Kirig, dan Desa Tenggeles.

Satu desa di Kecamatan Jati, yakni Desa Getas Pejaten. Dua desa di Kecamatan Jekulo, yakni Desa Bulungcangkring, Desa Terban. Tiga Desa di Kecamatan Dawe, yakni Desa Kangdangmas, Desa Japan, dan Desa Rejosari.

Selanjutnya, tujuh desa di Kecamatan Gebog, yakni Desa Gondosari, Desa Rahtawu, Desa Menawan, Desa Jurang, Desa Besito, Desa Klumpit, Desa Padurenan.

Sekretaris Daerah atau Sekda Kudus Revli Subekti mengungkapkan, 30 desa tersebut memang memiliki jumlah keluarga berisiko stunting yang tinggi. Kondisi itu juga dibarengi denga jumlah kasus dan prevalensi stunting tertinggi serta cakupan layanan intervensi rendah.

”Untuk tahun ini (2024), lokus terbanyak ada di Kecamatan Dawe. Prevalensi stunting di Desa Glagah Kulon (Kecamata Dawe) bahkan tercatat 7,50 persen dari kasus stunting yang terjadi di Kudus hingga Juni 2024 sebanyak 2.367 balita,” ujarnya baru-baru ini.

Atas hal ini, sambung dia, Pemkab Kudus akan mengoptimalkan pengelolaan pelayanan gizi masyarakat, penguatan kegiatan penyuluhan, pengelolaan lingkungan yang sehat, pembinaan pelayanan KB, serta pengelolaan pelayanan kesehatan bayi baru lahir.

Dengan begitu, diharapkan bisa menurunkan angka stunting di Kudus minimal sesuai target nasional yang telah ditetapkan pemerintah pusat yakni sebesar 14 persen dari jumlah balita yang ada di suatu daerah.

Target tersebut ditetapkan berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Nasional (SSGI) yang dilakukan Kementerian Kesehatan.

”Untuk tahun 2024 ini belum keluar datanya, kalau tahun 2023 kemarin capaian di Kudus ada 15,7 persen balita yang stunting. Harapan kita tahun ini bisa turun menjadi 14 persen,” tuturnya.

Komentar