Di awal kedatangannya, Hasan bak tengkulak yang kulakan masalah dari berbagai sektor. Pendidikan, kesejahteraan masyarakat hingga kesehatan. Berbagai serikat pekerja dan profesi ia datangi.
Tujuannya satu, mencari apa keluh kesah yang tengah dihadapi warganya dengan berbagai profesi itu. Guru hingga pedagang pasar, semua keluh kesahnya ditampung dan dicarikan solusi.
Walau tak seketika terwujud, namun Hasan berjanji akan mecarikan solusi. Sebut saja ketika para guru, kepala sekolah, hingga pengawas sekolah mengadukan segala permasalahan yang dialami kepada Pj Bupati Kudus. Salah satunya terkait pengurusan Nomor Unik Penididik dan Tenaga Kependidikan (NUPT).
Beberapa tenaga pendidi di Kabupaten Kudus merasa bahwa dalam pengursan NUPTK masih mengalami hambatan. Sehingga, mereka meminta bantuan dan solusi kepada Hasan yang saat itu juga menjabat sebagai Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kemendikbudristek.
Ia pun langsung cepat untuk mengeceknya ke Kementerian dan langsung mencarikan solusi.
Atau ketika para pedagang pasar mengeluhkan kondisi pasar mereka. Tanpa banyak rencana, Ia langsung menginstruksikan kepala Dinas Pedagangan Kudus untuk menggelontorkan anggaran guna merenovasi pasar-pasar di Kudus sebesar Rp 5,5 miliar.
”Kami fokus membangun masyarakat yang agamis, juga fokus membangun perekonomian masyarakat melalui perdagangan dengan harapan tercipta kesejahteraan yang merata di Kabupaten Kudus,” kata Hasan.
Murianews, Kudus – Pj Bupati Kudus HM Hasan Chabibie menjadi bagian dari sejarah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah di tahun 2024 ini. Menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Kretek sejak Januari awal tahun, Ia dan banyak gagasan barunya membawa Kudus lebih berbenah lagi.
Di awal kedatangannya, Hasan bak tengkulak yang kulakan masalah dari berbagai sektor. Pendidikan, kesejahteraan masyarakat hingga kesehatan. Berbagai serikat pekerja dan profesi ia datangi.
Tujuannya satu, mencari apa keluh kesah yang tengah dihadapi warganya dengan berbagai profesi itu. Guru hingga pedagang pasar, semua keluh kesahnya ditampung dan dicarikan solusi.
Walau tak seketika terwujud, namun Hasan berjanji akan mecarikan solusi. Sebut saja ketika para guru, kepala sekolah, hingga pengawas sekolah mengadukan segala permasalahan yang dialami kepada Pj Bupati Kudus. Salah satunya terkait pengurusan Nomor Unik Penididik dan Tenaga Kependidikan (NUPT).
Beberapa tenaga pendidi di Kabupaten Kudus merasa bahwa dalam pengursan NUPTK masih mengalami hambatan. Sehingga, mereka meminta bantuan dan solusi kepada Hasan yang saat itu juga menjabat sebagai Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kemendikbudristek.
Ia pun langsung cepat untuk mengeceknya ke Kementerian dan langsung mencarikan solusi.
Atau ketika para pedagang pasar mengeluhkan kondisi pasar mereka. Tanpa banyak rencana, Ia langsung menginstruksikan kepala Dinas Pedagangan Kudus untuk menggelontorkan anggaran guna merenovasi pasar-pasar di Kudus sebesar Rp 5,5 miliar.
”Kami fokus membangun masyarakat yang agamis, juga fokus membangun perekonomian masyarakat melalui perdagangan dengan harapan tercipta kesejahteraan yang merata di Kabupaten Kudus,” kata Hasan.
Berbagai agenda kedaerahan pun digarapnya dengan sungguh-sungguh. Dinas, institusi hingga paguyuban-paguyuban terkait dilibatkan untuk berkolaborasi bersama.
Tentu masih ingat dalam benak masyarakat Kudus bagaimana Tradisi Dandangan dikemas dengan sangat apik. Dandangan di era Hasan Chabibie tak sekedar lapak-lapak pedagang di Jalan Sunan Kudus saja.
Melainkan sederet pagelaran budaya yang tentunya mengangkat nama Kudus dengan segala historinya. Tokoh-tokoh nasional juga dihadirkan sebagai bentuk endorse tak langsung tradisi Kudus ini. Habib Husein Ja’far Al Hadar hingga Abah Kirun menjadi sorotan utamanya.
Hasan sendiri berkomitmen untuk menaikkan kelas Tradisi Dandangan ke taraf nasional pada tahun ini. Dia ingin mengembangkan Dandangan ke skala yang lebih luas lagi. Sehingga warisan budaya ini tidak hanya dikenal kalangan regional saja. Melainkan hingga kancah nasional bahkan internasional.
”Kami ingin peninggalan kebudayaan yang berharga dari Kanjeng Sunan Kudus ini bisa lebih dikenal masyarakat luas, tak hanya di kancah nasional saja, namun hingga taraf internasional,” tandasnya.
Puncaknya adalah saat menjelang Hari Jadi Kudus ke-475 di tahun ini. Hasan Chabibie memang menjamin jika seluruh agenda yang akan digelar adalah untuk membahagiakan masyarakat Kudus.
Sebut saja pagelaran Wayang Kulit, Wayang Wong hingga Muria Jazz Festival dan puncaknya adalah konser dari band nasional, Wali. Ada juga gebyar PKL hingga expo UMKM Kudus dan Kudus Fashion Week yang juga akan tersaji dalam beberapa hari ke depan.
Seluruh dari agenda tersebut pun melibatkan para pelaku usaha hingga pekerja seni lokal. Sehingga kemudian perputaran ekonomi di Kudus bisa berputar semakin pesat di Hari jadi Kudus.
”Kita kemarin merayakan Hari Jadi Kudus ke-475. Kita paham jika Kudus ini diinisiasi oleh Kanjeng Sunan Kudus dan akhirnya menghasilkan legacy yang luar biasa, tentu ini harus diteruskan dan dikembangkan lebih baik lagi,” kata Hasan.
Karena itulah, sambung dia, kemudian digagas tagline Kudus Berkolaborasi Membangun Negeri. Dengan maksud seluruh elemen masyarakat yang ada di Kudus ini bisa berkolaborasi, bisa ikut membangun Kudus sesuai kapasitasnya masing-masing.
Baik dari pemerintah daerah, swasta hingga lapisan masyarakat pun diharapkan bisa ikut serta dalam membangun Kudus dan berkontribusi untuk negeri.
”Meski kita juga tahu jika Kudus ini juga berdampak banyak untuk nasional dan provinsi, namun di tahun ini, kita harus bisa berkontribusi lebih banyak lagi,” tuturnya.
2024 sendiri masih menyisakan November dan Desember. Hasan pun memastikan terus berupaya menyelesaikan permasalahan demi permasalahan masyarakat Kudus. Satu persatu solusi juga akan dipikirkan dan dijalankannya bersama dinas-dinas terkait.
Permasalahan TPA dengan pembelian alat berat baru, pengadaan dua pemadam kebakaran sebagai bentuk peremajaan atas armada lama hingga pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) buruh rokok adalah beberapa dari sekian banyak contohnya.
Kerja sama Internasional seperti pengelolaan sampah dengan Lembaga asal Swedia Swedfund hingga dengan Lembaga Minhaj Welfare Foundation dari Inggris terkait peningkatan kualitas Dai dan Ulama di Kudus juga menjadi satu cerminan bagaimana Hasan ingin membawa Kudus naik kelas.
Kini, dengan Semangat Merdeka Bekerja yang digaungkannya, Ia mengomandoi para ASN di lingkungan Pemkab Kudus untuk menjadi pelayan masyarakat yang level up.
Sehingga kemudian masyarakat Kudus bisa semakin merasakan kehadiran pemerintah daerah di tengah-tengah mereka. Mencari solusi bersama dan memecahkan masalah bersama-sama juga.
Hasan sendiri masih memiliki tugas pribad sebagai Pj Bupati, yakni menyukseskan jalannya Pilkada Kudus 2024. Meski di tengah memanasnya atmosfer kampanye, Hasan tetap meminta seluruh masyarakat Kudus untuk tetap menghormati pilihannya masing-masing.
”Perbedaan pandangan dalam kehidupan politik merupakan hal yang wajar. Namun, jangan sampai perbedaan tersebut memunculkan egosentrisme sehingga merasa paling benar atau paling baik sendiri,” ungkapnya.