Kegiatan ini dilakukan bersama komunitas konservasi lingkungan Pekamuria sebagai bagian dari upaya pelestarian alam dan mitigasi bencana.
Ketua PWI Kudus Saiful Annas menjelaskan, peringatan HPN bukan sekadar perayaan bagi insan pers. Melainkan juga juga momentum untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat dan lingkungan.
”Program ini kami namai 'Wartawan Menanam' bersama komunitas Pekamuria. Kami melakukan penanaman sebanyak 200 bibit tanaman di wilayah Lereng Muria, tepatnya di kawasan Wisata Rejenu,” ujar Annas.
Menurutnya, pemilihan aksi tanam pohon didasari oleh kondisi lingkungan saat ini yang rentan terhadap bencana, terutama di musim hujan.
”Kita tahu saat ini musim hujan banyak bencana di mana-mana, termasuk juga di Kudus. Langkah kecil seperti penanaman pohon ini bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mencegah longsor dan menjaga ketersediaan sumber air bagi masyarakat,” ungkapnya.
Ketua Pekamuria Teguh Budi Wiyono menyampaikan, kegiatan ini merupakan bagian dari program konservasi lingkungan yang telah berjalan sejak 2023.
Murianews, Kudus – Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN), Persatuan Wartawan Indonesia atau PWI Kudus menggelar aksi penanaman pohon fikus di lereng Gunung Muria, tepatnya di kawasan Wisata Rejenu, Japan, Kudus, Minggu (9/2/2025).
Kegiatan ini dilakukan bersama komunitas konservasi lingkungan Pekamuria sebagai bagian dari upaya pelestarian alam dan mitigasi bencana.
Ketua PWI Kudus Saiful Annas menjelaskan, peringatan HPN bukan sekadar perayaan bagi insan pers. Melainkan juga juga momentum untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat dan lingkungan.
”Program ini kami namai 'Wartawan Menanam' bersama komunitas Pekamuria. Kami melakukan penanaman sebanyak 200 bibit tanaman di wilayah Lereng Muria, tepatnya di kawasan Wisata Rejenu,” ujar Annas.
Menurutnya, pemilihan aksi tanam pohon didasari oleh kondisi lingkungan saat ini yang rentan terhadap bencana, terutama di musim hujan.
”Kita tahu saat ini musim hujan banyak bencana di mana-mana, termasuk juga di Kudus. Langkah kecil seperti penanaman pohon ini bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mencegah longsor dan menjaga ketersediaan sumber air bagi masyarakat,” ungkapnya.
Ketua Pekamuria Teguh Budi Wiyono menyampaikan, kegiatan ini merupakan bagian dari program konservasi lingkungan yang telah berjalan sejak 2023.
Tahun ini, Pekamuria menargetkan penanaman 1.250 bibit pohon di empat titik, yakni Japan, Argo Piloso, Puncak 29, dan Talu Wombo.
”Penanaman hari ini adalah lanjutan dari program yang kami mulai sejak 2023. Tahun lalu kami menanam 1.050 pohon, dan tahun ini rencananya akan ditanam 1.250 pohon di empat titik. Untuk hari ini, bersama PWI, kami menanam sekitar 200 bibit,” jelas Teguh.
Ia juga menekankan pentingnya mengembalikan habitat alami Gunung Muria, terutama untuk menjaga ekosistem satwa liar seperti macan tutul yang populasinya semakin terancam akibat alih fungsi lahan menjadi perkebunan kopi.
Dalam kegiatan ini, jenis pohon yang ditanam adalah fikus dan bambu. Teguh menjelaskan bahwa kedua jenis pohon ini dipilih karena memiliki manfaat ekologis yang besar.
”Kami memilih fikus dan bambu karena bambu berfungsi menahan longsor, sementara fikus berperan menghidupkan kembali mata air yang telah mati. Ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan di Pegunungan Muria,” ungkapnya.