Rabu, 19 November 2025

Situasi kembali memanas ketika pada Rabu (10/4/2025), AS kembali menaikkan tarif menjadi 125%, di tengah penundaan tarif balasan terhadap negara lain.

Puncaknya, pada Kamis (11/4/2025), Trump kembali merevisi tarif impor ke China menjadi 145%, dan tidak menutup kemungkinan adanya peningkatan lebih lanjut.

Eskalasi perang tarif ini meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya resesi di AS. Lembaga keuangan terkemuka seperti Goldman Sachs memperkirakan probabilitas resesi mencapai 65%, sementara JP Morgan memberikan angka 60%.

”Namun, penguatan (rupiah) diperkirakan akan terbatas di tengah sentimen risk off di pasar ekuitas,” jelas Lukman.

Sentimen risk off ini cenderung membuat investor mencari aset yang lebih aman, yang berpotensi menahan laju penguatan rupiah.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Lukman memperkirakan kurs rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 16.700 hingga Rp 16.900 per dolar AS

 

Komentar