Pemerintah desa setempat menyambut baik dan mendukung penuh gagasan ini. Kini, setelah lebih dari beberapa tahun berjalan, terdapat puluhan peternak yang memanfaatkan bekas “lahan dosa” tersebut.
Mereka beternak macam-macam. Mulai dari ternak kambing, kerbau, sapi hingga ayam. Ada juga lokasi pengolahan sampah berdiri di kawasan tersebut kini. Mojodadi, kini makin aktif di siang hari, berbeda dengan Mojodadi dulu yang ramai saat malam hari.
Sekretaris desa Gribig Kudus Kamal pun berharap dengan semakin banyaknya peternak yang mendiami tanah tersebut, maka citra buruk Desa Gribig bisa semakin terkikis.
Murianews, Kudus – Kawasan ini dulu dikenal dengan nama Mojodadi, alias mojok langsung jadi. Sebuah lokalisasi di Kudus, Jawa Tengah yang kondang pada era reformasi hingga orde baru.
Lokalisasi Mojodadi, berada di RT 4/RW 7 Dukuh Sukoharjo, Desa Gribig, Kecamatan Gebog. Kala itu, rumah-rumah semi permanen berhias lampu remang banyak berdiri di lahan seluas dua hektaran.
Di dalamnya, ada wanita-wanita berpakaian minim yang siap untuk merayu para pria yang kebetulan atau memang sengaja mampir. Mereka bukan merupakan warga setempat, melainkan berasal dari daerah-daerah lainnya. Bahkan ada yang dari luar Jawa Tengah.
Tahun 1975 adalah awal mula prostitusi Mojodadi Berjaya. Satu per satu wanita tunasusila dari berbagai wilayaj mulai datang dan menempati hunian di sana. Hingga akhirnya menjadi sebuah pemukiman yang penuh kenikmatan bagi para pencarinya.
Tawa renyah wanita tunasuslia yang bercengkrama dengan pria hidung belang pun kerap terdengar di tiap malamnya.
Sampai pada akhirnya, suara penolakan mulai bergema dari berbagai penjuru. Lokalisasi Mojodadi akhirnya runtuh tahun 1998-an dikarenakan masifnya protes dari masyarakat.
Lahan bekas lokalisasi yang dulunya dihiasi puluhan rumah remang-remang itu kemudian sempat terbengkalai hingga menjadi lahan pertanian.
Titik balik terjadi pada tahun 2019, ketika enam pemuda desa berinisiatif membangun kandang ternak kambing di atas lahan seluas dua hektare tersebut.
Menyambut baik...
Pemerintah desa setempat menyambut baik dan mendukung penuh gagasan ini. Kini, setelah lebih dari beberapa tahun berjalan, terdapat puluhan peternak yang memanfaatkan bekas “lahan dosa” tersebut.
Mereka beternak macam-macam. Mulai dari ternak kambing, kerbau, sapi hingga ayam. Ada juga lokasi pengolahan sampah berdiri di kawasan tersebut kini. Mojodadi, kini makin aktif di siang hari, berbeda dengan Mojodadi dulu yang ramai saat malam hari.
Sekretaris desa Gribig Kudus Kamal pun berharap dengan semakin banyaknya peternak yang mendiami tanah tersebut, maka citra buruk Desa Gribig bisa semakin terkikis.